Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Antisipasi Gagal Panen, Petani Asuransikan Tanaman

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SINGOJURUH – Para petani di Dusun Pengastulan, Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, meminta untuk diadakan asuransi tanaman agar kerugian yang dialami sedikit berkurang. Mengingat, serangan hama wereng pada tanaman padi membuat petani rugi besar.

Permintaan para petani tersebut, setelah Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi mencanangkan petani ikut asuransi tanaman padi karena rentan serangan hama.

“Kami diikutkan asuransi tanaman padi. Banyak contoh tanaman padi yang awalnya bagus tetapi rusak diserang wereng,” ujar salah satu petani, Sunaryo, 54.

Sunaryo menyampaikan petani memang tidak diwajibkan untuk ikut asuransi tanaman padi. Tapi bila tanaman padi diserang hama wereng atau terkena musibah, dengan diikutkan asuransi maka modal yang dikeluarkan bisa kembali. “Kalau ada asuransi, kerugian bila terjadi gagal panen tidak sampai menghilangkan modal,” cetusnya.

Kalau semua petani diikutkan asuransi, lanjutnya, mereka pasti tidak mengalami kerugian yang sangat besar. Hanya saja, harga asuransi yang ditawarkan Dinas Pertanian jangan terlalu mahal.

“Biaya asuransi sebesar Rp 36 ribu per hektare, kalau dimurahkan lagi mungkin banyak yang ikut,” jelasnya.

Petani lainnya, Tugiman, mengaku harga asuransi yang ditawarkan oleh Dinas Pertanian saat ini sangat terjangkau. Itu bila dibandingkan asuransi ke koperasi simpan pinjam (KSP). “Kalau ke KSP malah sertifikat tanah yang harus ditaruh,” kata lelaki 56 tahun tersebut.

Menurut Tugiman, informasi yang didapat dari Dinas Pertanian Banyuwangi, petani yang sudah ikut asuransi jumlahnya cukup besar. Pada 2017, setidaknya ada 2.073 hektare tanaman padi yang ikut asuransi.

Sementara, untuk mengasuransikan tanaman padi, petani cukup mendatangi tenaga penyuluh yang ada di desa atau di kecamatan masing-masing.

“Bagi saya sangat mudah dan menghemat tenaga para petani, kalau ada yang bilang mahal mungkin mereka belum ikut asuransi,” jelasnya.