Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Antre 2 KM di Tambong

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Ilustrasi

KABAT – Antrean panjang terjadi di jalur poros utama Banyuwangi Jember, tepatnya di Jembatan Tambong, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, sejak siang kemarin (26/6). Panjang antrean kendaraan di lokasi tersebut sudah mencapai sekitar 2 Kilometer (Km) sore kemarin.

Hasil pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lokasi, antrean itu dipicu oleh membeludaknya jumlah kendaraan. Ruas jalur utama jurusan Banyuwangi-Rogojampi itu umumnya terdiri dari empat lajur.

Namun pada jembatan Tambang, kondisi jalan berkelok menurun dan menyempit menjadi dua lajur tepat di jembatan. Kondisi penyempitan ruas jalan di jembatan itulah yang memicu kemacetan. Kendaraan dari arah Rogojampi yang awalnya melaju kencang, terpaksa harus merambat dan sesekali berhenti sejak sekitar 500 meter menjelang jembatan.

Kondisi serupa juga terlihat dari arah utara atau dari arah Banyuwangi. Ratusan kendaraan yang awalnya melaju kencang pada dua lajur dari utara, mendadak harus berebut masuk jembatan yang menyempit.

Panjang antrean dari sisi utara bisa mencapai 1 Km hingga 1,5 Km. Antrean semakin parah, karena pengendara mobil tidak mau mengalah. Mobil terus melaju mendahului dari sisi kiri jalan. Akibatnya, ketika mendekati jembatan, pengendara yang melaju dari arah kiri terpaksa kembali masuk jalur antrean di tengah.

Kemacetan semakin menjadi, lantaran tidak terlihat petugas yang mengatur lalu lintas di lokasi itu siang kemarin. Sementara itu, antrean panjang tersebut sempat terjadi insiden kecil. Sebuah mobil sempat menyeruduk mobil di depannya.

Pemilik mobil yang diseruduk dari belakang tersebut akhirnya berhenti dan tidak terima. Namun, insiden kecil tersebut tidak berlangsung lama. Salah satu pengendara mobil tersebut akhirnya mengalah dan mengaku salah, sehingga urusan tidak semakin panjang.

Salah satu pengendara asal Kecamatan Wongsorejo, Khoirul Anam, 32, mengusulkan agar jembatan diperlebar. Karena kondisi Jembatan Tambong yang selebar itu kerap menjadi biang kemacetan.

“Jembatan yang sempit tersebut membuat salah satu pengguna jalan harus mengalah,” katanya. Sementara itu, Usman, 49, pengendara asal Situbondo, berharap pihak berwenang yang mengurusi jalan poros nasional itu bisa membuat jembatan ganda di Sungai Tambong tersebut.

Seandainya ada dua jembatan, kata dia, kendaraan dari arah utara dan kendaraan dari arah selatan bisa menggunakan jembatan yang berbeda. “Banyak jembatan ganda di jalan poros utama Gilimanuk-Denpasar di Bali. Kalau di Situbondo, ada jembatan Sletreng yang seperti itu. Mudah-mudahan pemerintah pusat bisa mempertimbangkan membangun seperti itu, sehingga tidak sering macet lagi di sini,” ujarnya.(radar)