Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Apron Bandara Blimbingsari Bisa Tampung 9 Boeing

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Pesawat take off di landasan pacu Bandara Blimbingsari Banyuwangi kemarin.

Sebelumnya hanya Berkapasitas 2 Pesawat

BANYUWANGI – Pengembangan Bandara Blimbingsari Banyuwangi semakin melesat. Dalam waktu dekat pemerintah pusat bakal melakukan pembangunan sejumlah infrastruktur bandara kebanggaan masyarakat Bumi Blambangan tersebut.

Tidak tanggung-tanggung, bandara yang berlokasi di Desa/Kecamatan Blimbingsari, ini diproyeksi bakal bisa menampung sembilan unit pesawat besar sejenis Boeing 737-800 atau Boeing 373-900.

Dalam rangka percepatan pengembangan Bandara Blimbingsari, Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, Agus Santoso, bertandang ke Banyuwangi kemarin (12/8).

Dia mengaku, Kemenhub siap melakukan pembangunan infrastruktur seperti perluasan lapangan parkir pesawat (apron), penebalan landasan pacu, dan perpanjangan runway Bandara Blimbingsari.

Dikatakan, apron Bandara Blimbingsari saat ini “hanya” mampu menampung dua unit pesawat jenis Boeing 737-500. Nah, rencananya mulai Oktober mendatang bakal dilakukan perluasan apron bandara yang berlokasi di Desa/Kecamatan Blimbingsarl, itu hingga cukup menampung sembilan unit pesawat yang lebih besar sekaligus.

Pesawat yang dimaksud sejenis Boeing 737-800 atau pun Boeing 737-900 Next Generation (NG). Selain itu, pemerintah pusat juga akan melakukan penebalan landasan pacu (runway) Bandara Blimbingsari dari 36 pavement Classification number (PGN) menjadi 45 PCN.

Bukan itu saja, pemerintah pusat juga akan melakukan perpanjangan runway sepanjang 400 meter. “Sebenarnya runway yang ada saat ini sudah cukup karena panjangnya sudah mencapai 2.250 meter. Namun, untuk full road perlu tinggal ditambah 400 meter lagi sehingga bisa didarati pesawat jenis Boeing 737-800 dan 900 NG,” kata dia.

Agus menargetkan segala bentuk pembangunan tersebut tuntas maksimal pada Agustus tahun depan. Sebab, Bandara Blimbingsari bakal dijadikan salah satu penyangga Bandara Ngurah Rai dalam rangka menyambut pertemuan tingkat dunia, tepatnya IMF-World Bank Annual Meeting di Bali pada Oktober 2018 mendatang.

“Menteri Keuangan seluruh dunia akan datang pada pertemuan itu. Sebagian pesawat yang mengangkut para peserta pertemuan akan parkir di Banyuwangi. Sebab, kalau di Bali semua tidak cukup. Karena itu, pengembangan Bandara Banyuwangi harus dipercepat. Jadi kami koordinasi untuk percepatan pengembangannya,” papar Agus.

Hal senada dilontarkan Direktur Utama (Dirut) PT. Angkasa Pura II, Awaluddin. Dikatakan, pihaknya datang ke Banyuwangi menemui Bupati Abdullah Azwar Anas untuk melaporkan persetujuan menteri Perhubungan (Menhub) berkaitan dengan ditunjuknya AP II sebagai pengelola Bandara Blimbingsari.

“Surat persetujuan Menhub tersebut sudah keluar pada 8 Agustus lalu,” kata dia. Awaluddin menuturkan, pihaknya siap menindaklanjuti surat Menhub berkaitan dengan rencana pengelolaan bandara Blimbingsari.

Konsep pengelolaan bandara itu berupa kerja sama pemanfaatan aset pemerintah pusat dan aset Pemkab Banyuwangi. “Konsepnya kerja sama aset. Aset milik pemerintah pusat, seperti run way, taxy way, apron, dan lain-lain. Sedangkan aset daerah, misalnya terminal baru, dan lain sebagainya. Itu model yang biasa diterapkan di beberapa daerah,” akunya.

Awaluddin menambahkan, detail engineering design (DED) alias perencanaan detail bangunan terkait pengembangan Bandara Blimbingsari sudah selesai disusun. Salah satu yang menjadi prioritas adalah perluasan aprou Bandara Blimbingsari seluas kurang lebih 10 ribu meter persegi.

“Perluasan apron rencananya dimulai Oktober atau November tahun ini atau paling lambat Januari 2018 dan rampung paling akhir pada Agustus 2018 mendatang,” cetusnya. Selain itu, imbuh Awaluddin, sebelum Oktober pihaknya akan melakukan penebalan run way agar Bandara Blimbingsari bisa didarati pesawat tipe Boeing 737-900 NG dan sejenisnya.

Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan sangat berterima kasih atas komitmen pemerintah pusat yang terus mendukung pengembangan bandara.  “Ini merupakan kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah yang produktif karena kita juga menginginkan percepatan. Pemkab selalu siap berkoordinasi dengan pusat,” ujarnya.

Bagi Anas, ini merupakan momentum bagi semua pihak untuk bersama-sama mengembangkan Bandara Blimbingsari. Apalagi sudah ada maskapai yang berminat untuk melakukan International Flight ke Banyuwangi.

“Ini ibarat gayung bersambut, setelah ada operator yang berminat untuk membuka International Flight, pengembangan bandara Banyuwangi akan dipercepat,” kata Anas. Sekadar diketahui, Bandara Banyuwangi mulai beroperasi 2010.

Sejak 2014, pemerintah daerah mengembangkan terminal baru berkonsep hijau pertama di Indonesia dengan dana APBD Banyuwangi dan Pemprov Jatim. (radar)