Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Artis Denada Pulang Kampung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

gelarGelar Selamatan Turun Tanah Putri Pertamanya. Meski telah lama malangmelintang di dunia hiburan ibu kota, Denada ternyata tak melupakan tradisi leluhur. Itu tergambar dalam selamatan turun tanah putri pertamanya, Shakira Aurum, di Jalan Gajah Mada, Banyuwangi, siang kemarin.

ALUNAN musik campursari ter dengar merdu dari teras sebuah rumah yang berdiri megah di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Giri, Banyuwangi, siang itu (15/8). Di pelataran rumah bercat putih yang menghadap ba rat itu tampak beberapa orang berkerumun. Wajah-wajah pria dan wa nita tersebut tampak berseri, pertan da mereka tengah berbahagia. Wajar saja, hari itu memang hari yang istimewa bagi keluarga besar sang empunya rumah, yakni Emilia Con tessa.

Maklum, putri pertama artis nasional yang ngetop di tahun 1970-an tersebut, yakni Denada, tengah menggelar selamatan di lokasi tersebut. Menariknya, Denada yang juga ar tis ibu kota itu rupanya menggelar se lamatan mudun lemah (turun tanah) putri pertamanya, yakni Shakira Aurum. Didampingi sang suami, Jerry Aurum, Denada tampak sibuk meng gendong putri kesayangannya yang baru berusia delapan bulan.

Sejurus kemudian, Denada me le takkan Sha kira di atas tanah di halaman depan ru mah bercat warna putih tersebut. Para kerabat dan handai taulan semakin semringah melihat bayi perempuan itu men jejakkan kaki di atas tanah untuk yang per tama kali dalam hidupnya. Setelah diangkat dari atas tanah, Shakira yang lahir 11 Desember 2012 itu digendong ke dalam rumah. Di dalam rumah, rang kaian selamatan dilanjutkan dengan tradisi me mandu kaki Shakira menaiki anak tangga yang terbuat dari bambu.

Kejadian paling unik terjadi sesaat setelah itu. Betapa tidak, Shakira dan Denada di masukkan kurungan yang lazimnya digunakan sebagai sangkar ayam. “Artinya, agar Shakira terlindung dari mara bahaya se lama hidupnya,” celetuk seorang kerabat De nada. Belum berhenti di situ, Shakira di ha dapkan pada sebuah ancak (talam terbuat dari pelepah pisang) berisi Alquran, buku, uang, sempoa, sisir, dan lain-lain.

Itu sengaja dilakukan agar Shakira mengambil benda-benda yang berada di atas ancak ter sebut. Putri pertama Denada dan Jerry memegang tiga benda, yakni buku, sempoa, dan perhiasan. “Pegang buku artinya anak nya gemar belajar, sempoa berarti dia pan dai berhitung, sedangkan mengambil per hiasan berarti dia senang merias diri,” celetuk kerabat yang lain. Rangkaian selamatan itu dilanjutkan me mandikan Shakira dengan air kembang.

Setelah itu, dilanjutkan dengan me manjatkan doa kepada Allah SWT. Usai doa, selamatan dilanjutkan sembur utik-utik. Acara ditutup dengan santunan anak yatim. Kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Denada mengaku dirinya memang bertekad menggelar selamatan tu run tanah Shakira di Banyuwangi. Ala san nya, selain sebagai ajang berkumpul ke luarga besarnya, dengan digelar di Kota Gandrung, segala perlengkapan se lamatan bisa dengan mudah didapat.

Sebenarnya selamatan bisa saja digelar di Jakarta. Tetapi, kalau di Jakarta, pasti ke sulitan mencari jajan pasar, kurungan, dan bahan-bahan lain untuk membuat tum peng among-among, sego golong, dan lain sebagainya,” cetus artis yang kini te ngah mempersiapkan rekaman lagu single tersebut. Ditanya tujuan menggelar selamatan mu dun lemah tersebut, Denada yang kini me nekuni bisnis tas kulit itu mengaku nilai yang terkandung pada tradisi sangat bagus. Dia ingin banyak orang yang mendoakan Shakira.

“Meskipun kami, orang tuanya, se lalu mendoakan, tapi pada selamatan ini banyak orang yang mendoakan putri per tama kami,” ujar artis kelahiran 19 Desember 1978 tersebut. Dijelaskan, arti nama Shakira adalah syukur. Karena itu, dia ingin anaknya menjadi orang yang pandai bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan. “Menurut saya dan su ami, manusia yang paling bahagia adalah me reka yang pandai bersyukur. Karena itu, saya berharap anak saya jadi anak yang ahli syukur,” kata pemilik nama lengkap Denada Elizabeth Anggia Ayu Tambunan itu.

Sementara itu, Jerry mengaku sangat terkesan dengan selamatan mudun lemah tersebut. Fotografer papan atas tanah air yang satu ini menjelaskan bahwa selamatan ter sebut merupakan sesuatu yang benarbenar baru bagi dirinya. “Seru! Baru pertama kali ini saya terlibat selamatan turun ta nah seperti ini. Maklum, Shakira adalah anak pertama saya,” kata pria yang baru meluncurkan buku fotografi ketiganya bertajuk ”Hampir Fotografi ” itu.

Emilia  Contessa menambahkan, ide menggelar selamatan turun tanah Shakira di Banyuwangi murni keinginan Denada. Artis yang ber-KTP Banyuwangi itu me ngatakan, di Banyuwangi-lah tempat keluarga be sarnya berkumpul. “Meskipun kami sering berada di Jakarta. Tetapi, istilah pulang bagi kami, ya ke Banyuwangi, bukan ke Ja karta” paparnya. Di sisi lain, tidak banyak yang tahu bahwa se benarnya Denada telah berada di Bumi Blambangan sejak Senin (12/8) lalu.

Bahkan, selama berada di Kota Gandrung, artis berambut panjang itu rutin berolah raga lari menyusuri Jalan Gajah Mada, kawasan gedung Olah Raga (GOR) Tawang Alun, Jalan Cokroaminoto, dan kembali ke Jalan Gajah Mada. Dalam sehari, sedikitnya dia empat kali berlari mengelilingi rute tersebut. “Kurang lebih 8,5 kilometer,” cetusnya.

Denada mengungkapkan, olah raga lari dia  akukan sebagai persiapan me nyongsong ajang Bintan Triathlon. Olah raga yang terdiri atas renang, bersepeda, dan ber lari, itu akan digeber di Pulau Bintan, kepulauan Riau, akhir bulan ini. “Rute Bin tan Triathlon 21 kilometer. Makanya saya mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti ajang tersebut,” pungkas pelantun lagu Kujelang Hari (Sambutlah). (c)