Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

ASDP Batal Berlakukan Tarif Ganda

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Arus Kendaraan  Pemudik dari Bali mulai Mengalir

KALIPURO – Rencana pemberlakuan  dua tarif ganda (siang dan malam) di penyeberangan ASDP Ketapang dan Gilimanuk saat puncak arus mudik Lebaran nanti batal dilaksanakan. Usul kenaikan tarif ganda yang diajukan ASDP ditolak Kementerian Perhubungan dan PT. ASDP Pusat.

General Manajer (GM) PT. Indonesia Ferry (Persero) ASDP Ketapang, M. Yusuf Hadi, melalui Manajer Operasional ASDP Ketapang, Saharuddin Koto mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih belum menerima keputusan resmi bagaimana kelanjutan dua tarif yang direncanakan bisa mengurai kemacetan tersebut.

“Untuk dua tarif masih belum ada keputusan dari pihak pusat. Kita masih menunggu,” kata Saharuddin. Karena belum ada keputusan terkait dua tarif tersebut, pihak ASDP Ketapang akan memberlakukan tarif normal. “Sementara masih kita berlakukan tarif normal,” tandas Saharuddin.

Pada H-4 sampai H+1 Lebaran nanti truk besar atau truk tronton  sementara dilarang menggunakan jasa penyeberangan. Hal  itu bertujuan agar arus  kendaraan  pemudik yang menggunakan  jasa penyeberangan di  Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk  lebih lancar.

“Tapi untuk truk  pengangkut sembako, ternak,  BBM atau bahan logistik, masih diperbolehkan. Truk yang non pengangkut bahan-bahan kebutuhan sementara tidak boleh,” jelas Saharuddin. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi  kemarin, arus mudik  kendaraan dari Pulau Bali sudah mulai mengalir.

Kendaraan roda dua dan mobil pribadi sudah banyak yang menuju Pulau Jawa dari Pulau Bali. “Kerja sudah libur.  Ini mau pulang ke kampung halaman untuk merayakan Idul  Fitri,” ujar Ribut Mustofa, 25, pemudik  dari Bali asal Banyuwangi.

Data ASDP Ketapang kemarin, kendaraan dari Bali memang sudah mengalami peningkatan dibandingkan hari biasa. Peningkatan jumlah kendaraan berdasar data posko Lebaran sudah mencapai 45-50 persen dibandingkan  biasanya. “Itu data sejak  tanggal 2 Juli.

Kendaraan didominasi roda dua dan roda  empat,” tambah Saharuddin.  Meski belum terjadi puncak   arus mudik, tapi  pihak ASDP  tetap mengimbau pemudik pulang lebih awal. Hal itu bertujuan agar pada saat mendekati Lebaran penumpukan kendaraan tidak terjadi.

“Berkaca pada tahun sebelumnya, biasanya pemudik pulang mepet-mepet  saat Lebaran. Jadi lebih baik pemudik pulang lebih awal mulai sekarang agar terhindar dari  kemacetan,” pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, rencana pemberlakuan dua tarif penyeberangan di Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk ditentang keras calon pemudik dari Bali.

Mereka kurang  sependapat dengan kebijakan ASDP  yang memberlakukan tarif berbeda antara siang dan malam. Lulut Joni Prasojo, perwakilan pemudik dari Bali mengatakan, kebijakan itu kuranga arif diterapkan dalam menghadapi Lebaran.

Menurut dia, para calon  pemudik dari Bali merasa keberatan dengan pemberlakuan dua  tarif di Gilimanuk dan Ketapang. Sebagai reaksi atas kebijakan itu, calon pemudik dari Bali melayangkan petisi yang ditujukan kepada Menteri  Perhubungan Ignasius Jonan dan Direktur  PT. ASDP Danang S. Baskoro.

Kedua pejabat itu diminta mencabut ketentuan dua tarif penyeberangan di Pelabuhan Gilimanuk dan Ketapang yang akan diberlakukan H-4  hingga H-1 Lebaran atau pada 13- 16 Juli 2015 nanti.(radar)