Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Atlet Muda Banyuwangi Ungguli Probolinggo

Marsya Dwita (merah) pesilat Banyuwangi menangkis tendangan dari lawannya pesilat asal Probolinggo (biru) saat bertanding di AIL
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Marsya Dwita (merah) pesilat Banyuwangi menangkis tendangan dari lawannya pesilat asal Probolinggo (biru) saat bertanding di AIL

SAMBUTAN tuan rumah Banyuwangi menghadapi perwakilan dari sembilan cabor yang dibawa KONI Probolinggo di AIL kemarin (19/11) cukup meyakinkan. Hampir di semua cabor Banyuwangi mampu memenangi pertandingan.

Dari cabor tinju, Banyuwangi juga tampak cukup mendominasi. Dari 5 kelas resmi yang mempertandingkan petinju Banyuwangi dan petinju Probolinggo, Banyuwangi mampu memenangkan empat di antaranya. Hasil ini menunjukkan jika Banyuwangi memiliki cukup banyak petinju potensial.

Ketua Umum Pertina Banyuwangi Susianto mengatakan, sebagian besar petinju yang memenangkan pertandingan adalah mereka yang berusia pelajar. Mereka yang berusia remaja sebagian besar dipertandingkan melawan sesama rekannya karena tim tamu tidak membawa serta petinju remaja.

Meski cukup mendominasi, namun Susianto mengatakan, Pertina Banyuwangi tetap harus menyiapkan pelatihan dan pembinaan yang lebih baik untuk atletnya. ”Tetap harus ada pembenahan berkala ke depan. Ini yang menjadi program kita di kepengurusan saat ini. Probolinggo kita lihat juga cukup bagus pembinaannya,” ujar Susianto.

Di cabor tenis meja, kehebatan atlet Banyuwangi juga masih cukup mendominasi. Memasang enam atlet tenis meja yang rata-rata adalah jebolan POR SD, Banyuwangi mampu memberikan perlawanan sengit kepada tim tamu.

Ketua PTMSI Banyuwangi Abdus Sakur mengatakan, cabornya memang sengaja memasang tim lapis dua di uji coba kali ini. Selain untuk membuat tim lawan buta dengan kemampuan real atlet Banyuwangi, dia juga ingin melihat sejauh mana kemampuan atlet-atlet muda yang dimilikinya. Dan secara mengejutkan, rupanya para petenis meja muda itu justru mampu mengimbangi bahkan mengalahkan pemain yang usianya di atas mereka.

”Secara head to head kita masih unggul di atas mereka. Meskipun kita menurunkan pemain U-12, kemampuan Gesyla, Gebi, dan Virli yang kemarin meraih medali di POR SD nyatanya cukup mumpuni,” kata Sakur.

Lalu, di cabor sepak takraw yang diikuti atlet dengan jumlah terbanyak, yaitu sekitar 36 orang dari KONI Banyuwangi sepertinya masih membutuhkan perhatian khusus. Banyuwangi belum bisa meraih hasil maksimal dari empat partai yang mempertandingkan dua tim putra dan dua tim putri tersebut. Ketua PSTI Banyuwangi Surtiyono menilai jika Probolinggo membawa tim yang cukup bagus.

Sebagian besar dari mereka adalah jebolan POPDA 2015 yang terus dibina oleh Kabupaten Probolinggo. ”Pertandingan tadi benar-benar kita manfaatkan sebagai ajang untuk melihat kemampuan dari atlet muda yang kita miliki. Kita sempat menang di tim putra, ini sebenarnya sudah cukup bagus. Tapi kita akui kita masih perlu peningkatan skill individu,” ujarnya.

Selain itu, di cabor bela diri taekwondo atlet Banyuwangi menang tipis atas tim tamu Probolinggo. Dari sembilan kelas pertandingan, Banyuwangi memenangkan lima kelas dan kalah di empat kelas. ”Secara kualitas atlet kita masih di atas mereka, apalagi yang kita turunkan memang acak. Bukan tim Puslatkab seperti yang disiapkan tim tamu. Kita memenangkan empat kelas pertandingan kyorugi dan satu poomsae. Di sini kita bisa melihat bakat-bakat yang bisa kita proyeksikan di Porprov mendatang,” kata Ketua TI Banyuwangi Januar Pribadi.

Di cabor bola voli, tim putra Banyuwangi mampu unggul dengan skor meyakinkan 3-1 atas tim tamu. Meski dipapar terik matahari, para pemain voli dari Banyuwangi tidak sedikit pun mengendurkan permainan mereka melawan tim putra Probolinggo. Koordinator pertandingan bola voli KONI Banyuwangi Suhadak mengatakan secara materi kualitas tim bola voli Banyuwangi cukup unggul di atas tim lawan.

Namun, lawan pun menurutnya juga cukup bagus. Mereka menerapkan permainan bertahan yang bagus sehingga permainan baru dituntaskan dalam tiga set. ”Kalau untuk evaluasi, mungkin kita perlu meningkatkan fisik saja. Karena mungkin ada banyak tim yang cukup kuat di luar sana,” ucap Suhadak.

Untuk cabor bulu tangkis, strategi penggunaan tim bayangan Porprov lapis dua seperti yang diterapkan tenis meja rupanya juga digunakan pengurus PBSI Banyuwangi. Dari enam pertandingan, Banyuwangi meraih empat kemenangan dan dua kekalahan. Tim ganda putra menjadi yang paling dominative dengan dua kali pertandingan yang mereka menangkan.

Sedangkan untuk tunggal putra dan ganda campuran harus rela berbagi kemenangan dengan tim tamu. ”Kita memasang beberapa atlet muda, jadi ada yang kita naikkan usianya melawan yang lebih tua. Ini memang strategi kita supaya tim lawan tidak bisa melihat semua skill kita. Tapi Alhamdulillah, kita masih mendominasi,” kata Sekretaris PBSI Banyuwangi Dedi Susanto.

Di cabor pencak silat, Banyuwangi masih menancapkan  dominasinya. Dari tujuh kelas pertandingan empat di antaranya dimenangkan pesilat Banyuwangi. Yaitu di kelas D Putri Remaja, C Putra Dewasa, D Putra Dewasa, dan E Putra Dewasa. Sekretaris IPSI Banyuwangi Hidayaturrahman melihat ada peningkatan kemampuan dari atlet-atletnya.

Pasalnya, tim yang dibawa Probolinggo adalah tim yang memang disiapkan sejak lama. Dan Banyuwangi bisa melawannya dengan skor yang cukup menjanjikan. ”Di empat kelas itu kita rata-rata menang 3-0. Tapi Probolinggo cukup kuat di kelas A dan B dewasa. Kita kalah teknik dan stamina, ini yang perlu kita perbaiki,” tegasnya.

Sementara itu, di dua cabor terakhir, yaitu tenis lapangan dan atletik, prestasi Banyuwangi juga cukup menguasai. Bahkan, di cabor atletik, Banyuwangi hanya kalah di satu kelas saja. Sedangkan sisanya disapu bersih oleh cabor yang dipimpin oleh Ayub Hidayat tersebut. ”Atletik diselenggarakan di GOR Tawangalun. Karena di AIL tidak ada lokasinya. Kita mendominasi semua kelas,” tandas koordinator cabor atletik KONI Banyuwangi Hari Pusdika.(radar)