Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Atraksi 227 Penerjun Paskhas TNI AU Hiasi Langit Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Sebanyak 227 Prajurit Pasukan Khas (paskhas) di bawah jajaran wing II paskhas TNI AU, melakukan terjun payung penyegaran (jungar) statik di runway Bandara Blimbingsari,  Kemarin (13/2/2018).

Para prajurit Paskhas baret jingga itu diangkut dengan menggunakan pesawat angkut C-130 Hercules A-1332 dari Skuadron 32 Wing Udara 2 Lanud Abdurrahman Saleh. Jungar tersebut dilaksanakan dalam empat sorties atau kelompok.

Tiga sorties pada pukul 09.00 dan satu sorties pada pukul 10.30. Para prajurit melaksanakan penerjunanan dari ketinggin 1.200 feet atau setara 400 meter.

Wakil Komandan Batalyon Komando 464 Paskhas Mayor Pasukan (Pas) Raden Ruli Rusliana mengatakan, sebelum melaksanakan jungar statik di Banyuwangi, pukul 07.00 telah dilaksanakan jungar bebas tempur (free fall) di Lanud Abdurahman Saleh, Malang.

Untuk satuan yang terlibat jungar statik itu dari Batalyon Komando (Yonko) 464 Paskhas, Detasemen Matra II Paskhas, Pusdiklat Paskhas, dan personel Makokor Paskhas yang yang bermarkas di Komplek Pangkalan Udara (Lanud) Ab dulrahman Saleh, Singosari, Malang.

Pelaksanaan jungar tersebut, jelas Ruli, merupakan agenda rutin latihan secara bertahap, bertingkat, dan berkelanjutan dengan tujuan untuk melaksanakan penyegaran bagi para prajurit yang mempunyai kualifikasi terjun statik.

“Selain itu, terjun bebas tempur guna memelihara kemampuannya sebagai prajurit para komando. Sehingga dapat dijadikan bekal dalam melaksanakan operasi dan latihan serta tugas yang diembannya,” jelas Ruli.

Selain jungar, ada juntis atau terjun statis. Bedanya, dalam pelaksanaan juntis pasukan menggunakan peralatan senjata lengkap. Setelah terjun, prajurit yang bergabung dengan Satuan Detasemen (Den) Matra 2 Paskhas, langsung melaksanakan taktik di darat seperti melakukan perebutan dan pengendalian pangkalan, pengendalian tempur, SAR tempur, dan Jump Master pada Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

“Jadi Batalyon Komando 464 Paskhas bertugas untuk melaksarlakan operasi perebutan sasaran dan pertahanan objek strategis angkatan udara dalam operasi nliliter,” ujarnya.

Pada bulan April atau Mei, prajurit Paskhas TNI AU Lanud Abdulrahman Saleh juga akan melaksanakan terjun statis dengan menggunakan persenjataan lengkap, bahan pokok, bekal untuk melaksanakan taktis penyerangan, satuan tempur, setelah itu melaksanakan serangan-serangan taktik, pertahanan pangkalan.

Banyuwangi dipilih sebagai tempat jungar karena sesuai perintah satuan atas, sebisa mungkin juga untuk mencari lokasi yang belum pernah dilaksanakan penerjunan.

“Setelah disurvei, runway Bandara Banyuwangi ternyata ideal dan belum dilaksanakan jungar maupun juntis. Sehingga diputuskan untuk berlatih terjun penyegaran di Bailyuwailgi,” terang perwira TNI AU asal Bandung itu.

Sebelum melaksanakan terjun statik, prajurit harus memenuhi kualifikasi. Di antaranya umur tidak boleh lebih dari 50 tahun, dalam kondisi sehat, dan prima. Selain itu juga personel Paskhas yang masih aktif di jajaran kor Paskhas.

“Harapan kami, dengan pelaksanaan jungar dapat meningkatkan kemampuan masing-masing prajurit dalam terjun statik, sehingga saat pelaksanaan terjun statis dengan menggunakan senjata dan perlengkapan pokok sudah siap melaksanakan juntis maupun siap dioperasikan untuk melaksanakan tugas operasi,” tandasnya.

Latihan jungar kemarin disaksikan Dandim 0825 Banyuwangi Letkol (Inf) Ruli Nuryanto dan Komandan Lanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Suhartaya. Latihan ini juga mengundang antusias warga dari Blimbingsari, Rogojampi, Kabat, Banyuwangi, dan sekitarnya. Mereka datang sejak pagi untuk menyaksikan peristiwa “langka” dan baru kali pertama dilaksaakan di kabupaten berjuluk Sunrise of I ava tersebut.

Tidak hanya para orang tua, atraksi terjun payung kemarin juga disaksikan anak-anak, SD, hingga SMP. Selain menyaksikan prajurit Paskhas terjun payung, warga juga memanfaatkan momen langka itu untuk berfoto bersama pasukan elit baret jingga tersebut.

“Senang saja, seumur-umur baru kali ini lihat pasukan TNI AU mendarat dari udara dengan menggunakan terjung payung. Semakin bangga jadi warga negara Indonesia,” ungkap Hesti, 39, salah seorang warga Blimbingsari.