Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Awas, Stres Picu Sariawan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SARIAWAN dalam istilah kedokteran gigi disebut Stomatitis Aftosa Recurent (SAR) adalah bermacam lesi yang timbul di rongga mulut, yang sering timbul sehari-hari. Sekitar 20 persen dari seluruh populasi pernah menderita sariawan (SAR). Gejala SAR berupa rasa sakit atau rasa terbakar satu sampai dua hari. Kemudian bisa timbul luka (ulser) di rongga mulut, sehingga membuat kita susah makan dan minum. Hal ini sering menyerang siapa saja, tidak mengenal umur maupun jenis kelamin.

Biasanya daerah yang paling sering timbul SAR ini adalah di mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, serta langit-langit. Sampai saat ini penyebab utama dari SAR belum diketahui. Namun, para ahli telah menduga, banyak hal yang menjadi penyebab timbulnya sariawan ini. Di antaranya, de- fi siensi (kekurangan) vitamin B12 dan zat besi, infeksi virus dan bakteri, juga diduga sebagai pencetus timbulnya SAR. Ada pula yang mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga mulut, yang sering terjadi pada kita.

Terutama warga kota yang sibuk adalah faktor psikologi (stres), tetapi pada penderita kronis biasanya ada riwayat keturunan. Trauma pada membran mukosa berfungsi juga sebagai pemicu. SAR mungkin juga disebabkan alergi obat. Alergi obat tidak hanya menyerang kulit. Pada gigi dan mulut, alergi obat umumnya ditandai dengan sariawan. Kasusnya bisa dialami semua tingkat usia, mulai bayi hingga lansia sekalipun. Obat tersebut, antara lain obat bius, bahan pembuat gigi tiruan, penghilang nyeri, atau penurun panas.

Banyak penderita sariawan berasal dari kalangan wanita. Berdasar penelitian drg. Savitri, diketahui 65 persen pasien yang berobat berjenis kelamin wanita. Bila tiap hari ada 40 pasien yang berobat, 26 orang di antaranya perempuan. Yang ini beda lagi. Penyebab utama wanita sering sariawan bukan alergi obat, tapi hormon. Perempuan yang mengalami gangguan menstruasi dan menjelang menopause kerap menderita sariawan. Tapi, itu tidak mutlak. Ada pula yang mengalami gangguan menstruasi, tapi jarang terjangkit sariawan.

Kondisi seperti itu harus diwaspadai oleh wanita. Jangan meremehkan sariawan. Karena faktor itu, jumlah penderita sariawan di kalangan wanita 1 banding 2 dari laki-laki. Tidak ada pencegahan dan pengobatan yang spesifi k untuk kondisi ini. Penyembuhan ulser dapat dibantu dengan mengetahui penyebabnya, diharapkan kita dapat menghindari timbulnya sariawan ini. Di antaranya dengan menjaga kebersihan rongga mulut serta konsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12 dan zat besi.

Jangan lupa menghindari stres. Namun bila ternyata sariwan selalu hilang timbul, Anda dapat mencoba dengan kumur-kumur air garam hangat atau larutan kumur khlorheksidin dan oral gel mikonazol. Preparat ini sangat membantu mengurangi infeksi sekunder, dengan digunakan empat kali sehari. Sebaiknya pergi ke dokter gigi untuk meminta obat yang tepat untuk SAR. (radar)

Exit mobile version