ROGOJAMPI – Maraknya lomba merpati mulai dikeluhkan masyarakat. Selain rawan menjadi sarana perjudian, lokasinya yang berada di pinggir jalan raya juga dianggap mengganggu arus lalu lintas. Itu seperti terjadi di jalan raya dekat persawahan Desa Watu kebo, dan Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi.
Hampir setiap sore di lokasi itu ada puluhan penggemar merpati beradu kecepatan. “Saya pernah menjumpai sendiri ada transaksi perjudian. Mereka tombokan bagi merpati yang paling cepat sampai finis,” cetus Suharsono, 45, warga Desa Watukebo, Kecamatan Rogojampi.
Suharsono menyebut, adu balap burung merpati itu juga sering kali mengganggu pengendara kendaraan di jalan raya. Sebab, mereka sering memarkir kendaraan seenaknya. Sangkar tempat burung banyak yang ditaruh di badan jalan.
Pantauan Jawa Pos Radar Genteng, lokasi adu merpati di Desa Watukebo itu terlihat cukup ramai. “Jarak melepas merpati jantan mulai 500 meter hingga satu kilometer,” ujar Pendik Wiranda, 27, warga Dusun Krajan, Desa Watukebo.
Perlombaan adu merpati itu biasanya digelar setiap hari Minggu dengan tempat perpindah-pindah. Penggemar balap burung merpati itu, tidak hanya dari Kecamatan Rogojampi, tapi juga ada yang dari luar daerah. (radar)