Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bangkitkan Ekonomi Lokal, Rumah Kreatif Banyuwangi Geber Pendampingan UMKM

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Banyuwangi tetap bisa mendapatkan servis lengkap untuk menunjang dan mengakselerasi bisnisnya seusai dihajar pandemi Covid-19. Rumah Kreatif di bawah binaan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan terus memfasilitasi dan mendampingi UMKM untuk meningkatkan kualitas desain kemasan, foto produk, dan pemasaran digital secara gratis.

“Meski pandemi, tim desain, tim fotografi, dan tim pemasaran digital yang mendampingi UMKM terus bekerja,” ujar Plt Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi, Nanin Oktaviantie seperti dilansir dari Merdekacom.

Di Banyuwangi, memang ada satu kantor khusus yang memfasilitasi UMKM untuk keperluan tersebut. Namanya, Rumah Kreatif. Lokasinya dibedakan dengan kantor dinas dan pemerintahan, lebih terkesan informal, sehingga membuat nyaman UMKM.

Berbeda dengan kantor pemerintahan pada umumnya, kantor khusus untuk pengembangan UMKM itu didesain terbuka. Tak banyak meja dan kursi. Yang ada display produk UMKM yang telah didampingi, laptop-laptop milik desainer khas, dan ruangan fotografi untuk foto produk.

“Alhamdulillah, semakin banyak UMKM yang memanfaatkan fasilitas ini. Mereka bersemangat untuk bangkit setelah terdampak pandemi,” ujarnya.

Sejumlah produk yang kemasannya dipermak mulai UMKM batik, fesyen wanita, sepatu, hijab, fesyen pria, tas, kerajinan tangan, peralatan rumah tangga, camilan olahan pangan, minuman tradisional, hingga homestay-homestay milik rakyat.

Nanin mencontohkan, salah satu desain kemasan yang dipermak adalah dari UMKM sari temulawak. Dulu, mereka hanya menampilkan tanaman temu lawak secara polos di kemasannya. Pilihan font huruf juga sembarangan.

“Lalu didesain sedemikian rupa menjadi lebih modern dan menarik. Ujung-ujungnya itu bisa meningkatkan omset, karena bagaimana pun yang dilihat pembeli pertama kali adalah kemasan,” ujarnya.

Demikian pula untuk foto produk, UMKM-UMKM di Banyuwangi secara bergiliran mengirim sampel produknya untuk dijepret oleh fotografer professional yang disediakan oleh dinas.

“Semua ornamen seperti bumbu dapur untuk produk makanan, misalnya, juga difoto sedemikian rupa sehingga lebih menarik,” papar Nanin.

“Tim kami juga sangat sering turun ke UMKM-UMKM agar mereka bisa mengoptimalkan gadget-nya untuk foto produk secara mandiri. Kalau di masa pandemi ini, pelatihan digelar terbatas sesuai protokol kesehatan,” ujarnya.

Nanin menambahkan, desain menu warung rakyat hingga paket wisata yang digarap oleh warga juga dibantu oleh tim.

Untuk pendampingan pemasaran digital, sambung Nanin, Pemkab Banyuwangi punya dua program.

Pertama, pelatihan secara masal yang langsung melibatkan ribuan orang setiap tahunnya. Tidak hanya UMKM, pelatihan itu diikuti oleh anak-anak muda siapa pun yang berminat. Itu dilakukan untuk menaikkan awareness tentang pentingnya pemasaran digital.

Yang kedua, yang lebih intens adalah pendampingan yang digerakkan oleh Dinas.

“Kami menggandeng Bukalapak, Shopee, dan Tokopedia yang rutin datang ke Banyuwangi secara berkala untuk melatih UMKM terpilih. Alhamdulillah, banyak yang sukses mendapat order dari seluruh Indonesia,” ujarnya.