Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Banjir di Muncar Belum Surut, Air Menggenang Setinggi Dada Orang Dewasa

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

MUNCAR – Banjir di Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi belum sepenuhnya surut. Air setinggi dada orang dewasa masih menggenangi rumah pasangan suami istri (pasutri) Misri, 56, dan Misrah, 48, di Dusun Sidomulyo, Desa Sumberberas, hingga kemarin (6/2/2018).

Akibat banjir tersebut, pasutri itu harus mengungsi ke rumah tetangganya. Meski sudah dua hari ini tidak ada hujan, air yang menggenang itu juga belum surut. “Tinggi air masih sama seperti awal banjir,” ujar Misri.

Misri menuturkan, ketika banjir pada Minggu (4/2)i, banyak rumah warga di kampungnya yang tergenang air. Tapi saat ini sudah surut dan mengering. Dan kini tinggal rumahnya sendiri yang tergenang, lantaran lokasinya yang berada di dataran rendah bekas galian pasir. “Sekarang tinggal rumah saya yang tetap banjir,” katanya.

Semua barang yang ada di dalam rumah, jelas dia, sudah diambil menggunakan getek. Saat diambil, semua barang miliknya itu sudah basah karena terendam. “Yang berhasil diselamatkan hanya televisi saja, kasur dan kursi sudah basah semua,” jelasnya.

Selama rumahnya tergenang itu, Misri mengaku tinggal di rumah tetangga yang ada di selatan rumahnya.

“Setiap hari bisa bekerja, saya hanya kasihan sama kedua anak saya yang tidak nyaman tidur di rumah orang,” kata lelaki yang berprofesi buruh panjat kelapa itu.

Misri mengaku tidak mau direlokasi ke tempat lain. Sebab, dia hanya memiliki tanah dan nyaman di tempat itu. “Kalau musim kemarau kan tidak banjir jadi aman, hanya saja kalau musim hujan pasti banjir,” ungkapnya.

Rumah Misri yang masih tergenang itu, mendapat perhatian dari Camat Muncar, Lukman Hakim. Dengan didampingi Kepala Desa Sumberberas, Sri Suparnanik, dia mengunjungi rumah warganya itu. Malahan, keduanya sempat mendekati rumah yang tergenang itu dengan naik getek.

“Air sangat tinggi, ini berbahaya bila dibuat tempat mainan anak-anak,” cetus Camat Lukman Hakim.

Lukman berjanji akan membantu korban banjir tersebut, dengan memberi dana untuk membangun rumahnya. Dana itu akan diambilkan dari dana desa (DD).

“Kita akan membantu dengan meninggikan saja, karena pemilik tidak mau pindah dari tempat tersebut,” cetusnya.

Lukman mengaku DD akan dicairkan setelah air yang menggenang itu surut. Karena pembangunan dengan meninggikan rumah milik Misri ndak mungkin bisa dilakukan jika air masih menggenang. “Kita tunggu airnya sampai surut dulu, kalau sudah surut kita lakukan pembangunan,” ungkapnya.

Camat menyebut hanya bisa menunggu air tersebut surut, karena didaerah itu memang tidak ada saluran pembuangan air. Jika harus disedot, akan membutuhkan biaya yang banyak. “Mending biayanya dibuat untuk membangun rumahnya itu,” katanya.

Seperti diberitakan harian sebelumnya, hujan deras dengan intensitas tinggi yang turun pada Sabtu pagi (3/2), membuat sejumlah desa yang ada di Kecamatan Muncar dan Kecamatan Cluring dilanda banjir. Hingga Minggu (4/2), debit air akibat meluapnya sungai itu masih tinggi hingga menggenangi rumah warga.

Sejumlah desa yang banjir akibat meluapnya air sungai itu tiga di antaranya di Kecamatan Muncar, yakni Desa Kedungringin, Desa Sumberberas, dan Desa Wringinputih. Sedang satu desa lagi, Desa Plalnpangrejo, Kecamatan Cluring.

Dari sejumlah desa itu, daerah yang paling parah di Dusun Sidomulyo, Desa Sumberberas. Di tempat ini, hingga kemarin air masih menggenang dengan ketinggian dada orang dewasa. Rumah milik Misri, 56, sampai terendam. “Yang terendam dan parah itu rumah, karena berada di dataran rendah bekas galian pasir,” cetus Misri.

Menurut Misri, banjir di kampungnya itu terjadi sejak turun hujan deras pada Sabtu pagi (3/2) hingga Minggu (4/2) pukul 04.00. “Seharian turun hujan sudah banjir, ini ditambah Minggu,” terangnya.