Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Banjir Rendam 298 Rumah

TERENDAM: Seorang warga Kampung Ujung menguras air yang masuk rumahnya.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
TERENDAM: Seorang warga Kampung Ujungmenguras air yang masuk rumahnya.
TERENDAM: Seorang warga Kampung Ujung
menguras air yang masuk rumahnya.

1 Rumah Roboh, Seorang Warga Terseret Arus Sungai

BANYUWANGI – Hujan deras yang meng guyur Kota Gandrung dan sekitarnya Rabu sore (2/1) mengakibatkan ratusan ru mah di Kelurahan Kepatihan, ter genang. Fenomena alam tersebut juga mengakibatkan satu rumah semi per manen roboh. Tidak hanya itu, seorang warga ha nyut terseret derasnya arus sungai. Banjir kali ini merupakan yang terparah dalam ku run sepuluh tahun terakhir.

Informasi yang berhasil di himpun wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi menyebutkan, jumlah rumah yang tergenang mencapai 298 unit. Rumah-rumah itu tersebar di sembilan rukun tetangga (RT) di Lingkungan Ujung dan Lingkungan Krajan Surodilagan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi Kondisi terparah menimpa Lingkungan Ujung. Di lokasi tersebut, ketinggian air mencapai paha orang dewasa.

Selain diakibatkan hujan deras, air bah yang menggenangi rumah warga itu juga di sebabkan air laut pasang. Hal itu diperparah luapan sungai Kalilo yang mengalir di Lingkungan Krajan Surodilagan dan Lingkungan Ujung. “Banjir kali ini diakibatkan kombinasi hujan deras, luapan sungai (Kalilo), dan laut pasang. Hujan deras terjadi sejak pukul 16.00 sampai pukul 18.00,” ujar Hari Subagyo, ketua RT 04/RW III, Lingkungan Ujung.

Menurut Hari, jumlah rumah di RT 04/RW III yang tergenang air bah mencapai 51 unit. “Awalnya laut pasang, setelah itu hujan lebat melanda. Di tambah lagi Kalilo meluap. Jumlah rumah yang tergenang di wilayah kami mencapai 51 unit,” terangnya. Suryani, 40, warga sekitar menam bahkan, banjir melanda sekitar tempat tinggalnya sejak pukul 16.00. Ketinggian air di permukiman warga tersebut mencapai paha orang dewasa. “Sampai sekitar pukul 20.00 ini (Rabu) banjir belum surut,” kata dia.

Informasi lain menyebut, banjir yang melanda Kelurahan Kepatihan kali ini merupakan yang terburuk sejak sepuluh tahun terakhir. Pasalnya, pasca plengsengisasi tepi sungai Kalilo sekitar tahun 2000 silam, air luapan sungai ti dak pernah masuk ke rumah warga. “Dulu, sebelum tepi Kalilo diplengseng, daerah ini (Lingkungan Ujung) sering banjir. Tetapi, setelah diplengseng, banjir tidak pernah masuk ke rumah warga. Baru se karang banjir seperti ini,” ujar warga lain. Lurah Kepatihan, Budi Sarwoto mengungkapkan, jumlah rumah warga yang tergenang banjir mencapai 298 unit.

Jumlah warga yang terdampak mencapai 912 jiwa. Budi merinci, jumlah RT di Lingkungan Ujung yang tergenang banjir mencapai 6 RT, sedangkan di Lingkungan Krajan Surodilagan yang tergenang mencapai 3 RT. “Selain itu, satu rumah semi permanen di RT 5/RW I, Lingkungan Ujung, roboh. Banjir juga mengakibatkan satu orang hilang ter seret arus sungai,” tuturnya. Warga yang hanyut terseret arus sungai itu adalah Faisol, 40, warga Lingkungan Ujung. Pria yang satu ini terpeleset saat berjalan di atas plengsengan sungai Rabu sore.

Hingga kemarin siang (3/1), tubuh pria yang satu ini belum ditemukan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di masa mendatang, Budi berharap, pemerintah segera memperbaiki plengsengan yang retak. “Kami juga berharap para korban segera dapat bantuan,” harapnya. Sementara itu, Badan Penang gulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi langsung mendirikan posko di kantor Kelurahan Kepatihan Rabu malam. Di saat bersamaan, BPBD juga membagikan 450 nasi bungkus kepada warga yang terdampak banjir. “Kami langsung mendirikan posko di  kantor Kelurahan Kepatihan.

Kami turun ke lapangan sampai air surut sekitar pukul 01.00 (kemarin, 3/1),” ujar juru bicara (jubir) BPBD Banyuwangi, Joko Sugeng, melalui sambungan telepon kemarin siang. Menurut Sugeng, para korban juga diberi bantuan makanan siap saji. Bantuan tersebut berasal dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans). “Hari ini (kemarin), dinsos mengirim sarden kepada para korban banjir di Kepatihan,” paparnya. Sugeng menambahkan, hujan deras yang melanda Kota Gandrung juga mengakibatkan satu rumah yang berlokasi di de pan SMK Negeri Banyuwangi terendam air. Masih kata Sugeng, plengsengan di belakang (eks bioskop) Suasana ambrol sepanjang 20 meter. (radar)