Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Banyak Sertifikat Ditolak !!!

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Panitia-memeriksa-berkas-yang-diajukan-peserta-PPDB-di-SMAN-1-Genteng-siang-kemarin.

Hari Pertama Pelaksanaan PPDB di SMAN 1 Genteng

GENTENG – Penerimaan peserta didik baru (PPDB) jalur mandiri yang mulai dibuka kemarin (13/6) berlangsung cukup ramai. Para calon  siswa baru yang mendaftar di SMAN 1 dan 2 Genteng, banyak yang datang diantar orang  tua dan gurunya.

Hari pertama kemarin, para  siswa yang mengambil formulir PPDB di SMAN 1 Genteng ada 70 siswa. Tetapi, yang memiliki kelengkapan berkas sekitar 36 peserta. Angka itu masih di bawah kuota yang disediakan, yakni 64  kursi.

Kondisi yang sama juga terjadi di SMAN 2 Genteng. Dari total kuota 65 kursi yang  disediakan, peserta PPDB yang mendaftar  baru 44 peserta.Siswa yang lulus SMP dan akan  mendaftar ke SMAN 1 Genteng,  di hari pertama itu terlihat cukup banyak. Tetapi, mereka banyak yang langsung kembali karena persyaratannya dianggap  meragukan.

“Ini piagam kok hasil scan, harus yang asli dan yang mengeluarkan juga jelas,”  cetus salah satu panitia PPDB di SMAN Genteng saat memverifikasi sertifikat yang diajukan peserta PPDB. Pantauan Jawa Pos Radar Genteng, siswa  yang mendaftar di SMAN 1 Genteng dengan sertifikat dan piagam yang meragukan ternyata banyak. Mereka terpaksa ditolak.

“Tidak semua para pendaftar bisa diterima,” cetus Wakil Ketua PPDB SMAN 1 Genteng, Abdul Latif. Para peserta yang tidak diterima  itu, terang dia, persyaratan berupa  administrasi dan tanda prestasi   berupa sertifikat, piagam kejuaraan, atau tanda prasasti lain, banyak yang tidak memenuhi persyaratan.

“Mereka tidak bisa menunjukkan keaslian tanda bukti yang dimiliki,” katanya. Piagam prestasi yang digunakan mendaftar, masih kata dia, setidaktidaknya harus ada tanda tangan atau diketahui penyelenggara kegiatan dan dinas terkait di tingkat kabupaten.

“Minimal ada tanda-tangan induk organisasi atau kepala dinas terkait, bisa olahraga, dinas pendidikan, atau dinas lain,” ucapnya.  Hal yang sama disampaikan  Kepala SMAN 2 Genteng, Istu Handono, pendaftar yang berkas tanda prestasinya tidak lengkap, terpaksa tidak bisa melanjutkan.

Di samping itu, beberapa pendaftar dengan jalur sosial ekonomi ada yang tidak membawa atau memiliki kartu Indonesia Pintar atau kartu keluarga miskin (gakin). Tetapi,  hanya berbekal surat keterangan tidak mampu. Bila itu yang diajukan, panitia PPDB harus bekerja keras guna verifikasi surat keterangan kurang mampu dari desa tersebut.

“Untuk  pendaftar yang berbekal, ya kita  harus diverifikasi. Itu cukup menambah kesibukan,” jelasnya. Apa yang dilakukan itu, terang  dia, semata-mata untuk memberikan kepastian. Sebab, untuk menyaring jumlah pendaftar yang  melebihi kuota, pihaknya harus menggunakan skor dari akumulasi jumlah skor prestasi, latar belakang  keluarga, dan domisili pendaftar.

“Nanti kita skor. Kalau nilai sama, kita ambil prestasinya, selanjutnya domisili,” ungkapnya.  Sementara itu, salah satu guru  SMPN 1 Genteng, Sri Winarti, yang mendampingi siswanya mendaftar di SMAN 1 Genteng, mengatakan meski semua berkas siswa yang di dampingi diterima, itu tidak mesti lolos, karena ada ranking skor.

Oleh karena itu, pihaknya berusaha mengawal anak didik selama proses pendaftaran. “Kalau misalnya tidak lolos ya kita arahkan ke reguler,” jelasnya. (radar)