Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Banyak yang Beranggapan hanya Pura-pura Serius

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Nama Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi, Drs. H. Masykur Aly, dan wakilnya, KH. Ali Maki Zaini, belakangan senter disebut-sebut sebagai kandidat kuat sebagai ketua Tanfidziah PCNU dalam konferensi cabang (konfercab) NU pada 12-13 Januari di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Kecamatan Tegalsari, mendatang. 

banyakBersama Rois Syuriah PCNU, KH. Hisyam Syafaat, keduanya dianggap saling melengkapi kekurangan masing-masing. GENAP dua periode duet kepemimpinan Rois Syuriah PCNU KH. Hisyam Syafaat dan Ketua Tanfi dziah PCNU Masykur Aly menjalankan roda organisasi massa Islam terbesar di Banyuwangi tersebut.

Selama dua periode atau 10 tahun itu pula duet Gus Hisyam-Masykur kompak menjalankan program organisasi, baik yang bersifat in ternal maupun eksternal dan saat dalam posisi berseberangan maupun bermesraan dengan kekuasaan. Sebagai rois syuriah, Gus Hisyam—sapaan akrabnya—lebih konsentrasi pada persoalan keagamaan. Sedangkan sebagai eksekutif, Masykuri lebih fokus pada manajerial. Keduanya men jalankan organisasi secara baik.

Namun, kesuksesan memimpin dan menjalankan roda or ganisasi NU itu juga diakui banyak pihak—terutama di internal NU—tak lepas dari sosok Wakil Ke tua Tanfi dziah PCNU KH. Ali Maki Zaini. Dalam banyak hal, sosok kiai muda tersebut sering dipercaya Gus Hisyam dan Masykur untuk mewakili mereka, baik dalam urusan in ternal maupun eksternal organisasi. Sehingga, ke tiganya sering disebut sebagai setali tiga uang.

Maka dari itu, ketika belakangan ini nama Masykur dan Gus Maki disebut sama-sama maju sebagai ke tua Tanfi dziah PCNU, berbagai spekulasi pun mun cul Banyak yang mengira bahwa keduanya ha nya ”main-main”. ”Main-main” dalam arti majunya kedua to koh terebut semata-mata bertujuan menghindari munculnya calon lain di luar ”gerbong” mereka. Sehingga, sejak awal ba nyak yang menduga mereka berdua sudah ada pembicaraan atau perjanjian terlebih dahulu. “Cuma ”main-main” seperti ini bahaya kalau nggak terkelola secara baik, karena tidak semua massa di grassroot memahami.

Kalau itu yang terjadi, bisa-bisa akan men jadi masalah serius,” kata salah satu to koh muda NU kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Dugaan bahwa Masykur dan Gus Maki sebenarnya ”main mata” sebe tulnya sudah ditangkap mantan ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Banyuwangi, Abdillah Rafsanzani. Mantan panglima pasukan berani mati itu sangat yakin bahwa Masykur dan Gus Maki semata-mata hanya untuk menutup peluang kader lain di luar gerbong mereka. “Ketika yang muncul tetap nama mereka berdua, ya sama saja.

Kalau tidak milih Pak Masykur ya milih Gus Maki, kan aslinya tetap satu,” kata Gus Dilah, sapaan akrab Abdillah Rafsanjani. Hanya saja, meski belakangan ini dua nama tersebut menguat bahkan nyaris menutup kandidat lain, Gus Dilah tetap melihat ada peluang calon alternatif untuk menggantikan peran keduanya. Dia memprediksi pada detik-detik konfercab NU, suasana akan semakin panas karena pen dukung keduanya sudah melangkah ter lalu jauh dalam berkampanye. Jadi, Pak Masykur dan Gus Maki yang me nurutnya sudah menjalin komunikasi sejak awal, tak bisa lagi mengendalikan ”permainan” tersebut.

“Di situlah akan ada peluang kandidat alternatif. Silakan beliau berdua semayanan sejak awal, tapi saya yakin menjelang konfercab situasi akan panas dan sulit dikendalikan,’’ prediksi Gus Dilah. Atas prediksi tersebut, sampai sekarang dirinya tetap memutuskan maju sebagai salah satu kandidat ketua Tanfi dziah PCNU periode 2013-2017. “Kalau Wahyudi (mantan ketua DPRD kan sudah mundur karena mungkin melihat peluangnya tertutup Pak Masykur dan Gus Maki. Tapi saya tidak. Saya tetap maju dan sudah ada MWC dan ranting NU yang mendukung saya,” pungkasnya.

Sementara itu, tidak semua kalangan internal NU yang melihat bahwa keduanya ”bermain- main”. Tetapi, majunya Pak Masykur dan Gus Maki memang menunjukkan adanya perpecahan antara ke duanya. Sehingga, munculnya nama Pak Masykur dan Gus Maki diprediksi akan membuat suasana konfercab NU lebih dinamis dibandingkan konfercab periode sebelumnya. “Dua orang yang dulu menjadi satu sekarang pecah,” ujar Su nandi, salah satu kader muda NU yang juga ketua Bathsul Masail PCNU. Berbeda dengan pendapat Ketua Pimpinan Cabang Fatayat NU Banyuwangi, Mafruhatun Nikmah.

Menurutnya, selama ini Pak Masykur dan Gus Maki adalah dua tokoh yang bisa saling mengisi kekurangan masing-masing. Bahkan, mereka mampu berbagi peran dalam hal memberikan per hatian kepada para kader di jajaran ba dan otonom NU. Makanya, ketika di tanya siapa yang lebih berpeluang menjadi ketua Tanfidziah PCNU, Nikmah justru berkelakar. “Ahai….. cintaku terbagi dua, sayangku terbagi dua, dua-duanya kusuka, dua-duanya kucinta,” ucap Nikmah mengutip sebuah syair lagu dangdut. (radar)