Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Banyuwangi Bersiap Menjadi Geopark Nasional

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Selangkah lagi Banyuwangi bersiap menjadi geopark nasional. Apalagi Bupati Abdullah Azwar Anas telah mengeluarkan surat keputusan (SK) pembentukan Tim Badan Pengelola Geopark Banyuwangi.

Status ini akan semakin melengkapi prestasi Banyuwangi. Sebelumnya Taman Wisata Alam Gunung Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo, sudah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer dunia oleh UNESCO.

Anas mengatakan, Tim Jejaring Geopark Indonesia sendiri telah bertandang ke Banyuwangi untuk melakukan peninjauan, dan hasilnya Banyuwangi dinilai layak untuk diajukan menjadi Geopark Nasional.

“Saya sudah mengeluarkan SK-nya. Tim BP Geopark Banyuwangi juga sudah dibentuk. Semua dokumen-dokumen yang dibutuhkan sudah dibawa tim ke Jakarta,” ujar Anas, Minggu (30/9/2018).

Tim BP Geopark Banyuwangi ini terdiri dari Suhaili Yalin (IKAWANGI Bandung), Januarani Razak (Alumni ITB 1981), Oman Abdurahman (Alumni ITB 1981), dan Kemilau Fiska Noyta.

“Tim Geopark Banyuwangi telah membuat rencana kegiatan hingga satu bulan ke depan. Fokus kegiatan penyusunan Dossier Geopark Nasional,” ungkapnya.

Berdasarkan penilaian, Banyuwangi memiliki tiga kekhasan geologi yang distandarkan UNESCO meliputi geodiversity (keragaman bumi), biodiversity (keragaman hayati) dan cultural diversity.

“Secara geologis, di sini ada pantai dan gunung yang masih terjaga kealamiannya, yang didukung biodiversity-nya. Dari cultural diversity-nya, Banyuwangi dihuni suku yang beragam. Dari semua kekhasan ini, Banyuwangi memungkinkan meraih status geopark nasional,” jelas Anas.

Menurut Anas, ketika Banyuwangi ditetapkan sebagai geopark, maka ini akan menjadi nilai tambah bagi kabupaten ini.

“Dengan menjadi geopark, ada beberapa keuntungan yang didapatkan, termasuk keuntungan ekologi. Artinya sumber daya alam hayati dan budaya dalam cagar biosfer terlindungi dan terkelola dengan baik,” tambahnya.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizki Handayani Mustafa menambahkan, pihaknya siap mengakomodir hal tersebut. Caranya dengan merangkul stakeholder pariwisata Academician, Business, Community, Government, dan Media (ABCGM).

“Rencananya, tahun ini juga (2018-red), Banyuwangi diusulkan sebagai taman nasional geopark. Kami siap mendukung sepenuhnya,” kata perempuan yang akrab disapa Kiki ini.

Kiki mengatakan, ekowisata semakin diminati masyarakat karena masyarakat dapat langsung menerima manfaat sebagai pelaku ekonomi, khususnya pada kegiatan ekowisata baik secara aktif maupun pasif.

“Kami juga sering menyelenggarakan Bimbingan Teknis Ekowisata. Tujuannya sangat jelas, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemandu ekowisata menjadi interpreter,” tutur Kiki.

Untuk saat ini, hanya ada dua geopark di Indonesia yang telah masuk dalam daftar warisan dunia menurut UNESCO, yaitu Geopark Gunung Batur (Bali) dan Geopark Gunungsewu (Daerah Istimewa Yogyakarta).