Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Banyuwangi Education Award Dihadiri Staf Khusus Milenial Jokowi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: banyuwangikab

BANYUWANGI – Ajang penganugerahan bagi para penggiat pendidikan di Banyuwangi berlangsung spesial. Ajang bertajuk Banyuwangi Education Award itu, dihadiri oleh Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia.

Dilansir dari banyuwangikab.go.id, hadir pula ratusan pelajar penyandang disabilitas. Mereka sharing bareng di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Minggu (15/12/2019).

Angkie yang juga penyandang disabilitas tersebut, berbagi tentang pentingnya pendidikan inklusi.

“Keterbatasan yang disandang anak berkebutuhan khusus bukanlah penghalang. Jika diberikan kesempatan, mereka juga mampu mengembangkan wawasan dan karir profesionalnya,” ujar Angkie.

“Presiden Jokowi telah memberi ruang besar. Saya sebagai disabilitas kini bisa duduk di sebelah mendampingi Presiden. Saatnya kita semua berkarya karena ruang telah terbuka lebar,” ungkapnya menyemangati hadirin

Angkie mengaku, sebagai salah satu staf khusus, dirinya menyampaikan kepada presiden untuk melakukan inovasi dengan mendirikan unit layanan disabilitas. Dengan unit layanan disabilitas tersebut, dinilai akan memberikan layanan nyata yang terintegrasi.

“Ke depan, disabilitas tidak hanya menjadi domain Kementrian Sosial. Tapi, juga menjadi tanggung jawab semua kementerian. Tak terkecuali Kementerian Pendidikan untuk terus mewujudkan sekolah inklusi,” papar founder Thisability Enterprise itu.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang turut serta dalam acara tersebut, juga menegaskan komitmen Pemda Banyuwangi untuk mewujudkan Kabupaten Inklusi. Salah satunya dengan terus meningkatkan jumlah sekolah inklusi yang ramah bagi penyandang disabilitas.

“Di Banyuwangi, para pelajar yang berkebutuhan khusus, tidak harus sekolah di SLB. Namun, saat ini kita terus mewujudkan sekolah inklusi yang bisa menerima anak-anak tersebut,” kata Anas.

Sejak 2014, Pemda Banyuwangi telah meluncurkan program “Agage Pintar” untuk mendorong sekolah inklusi. Saat ini, tak kurang dari 217 sekolah di Banyuwangi yang berstatus inklusi.

“Kami juga sedang mempersiapkan anggaran untuk pendidikan ketrampilan bagi para penyandang disabilitas. Sehingga mereka memiliki ketrampilan untuk bisa diterima di dunia kerja,” imbuh Bupati Anas.

Tak sampai di situ saja, Banyuwangi juga sedang merancang destinasi wisata yang ramah bagi disabilitas.

“Kita sedang menyiapkan tempat khusus, sekaligus juga memastikan ke sejumlah tempat wisata di Banyuwangi untuk dilengkapi pula dengan beragam fasilitas yang cukup memudahkan bagi mereka,” papar Anas.

Komitmen Pemda Banyuwangi dalam memberikan perhatian terhadap disabilitas diamini oleh Ketua Yayasan Kesejahteraan dan Pendidikan Tuna Indera Indonesia (YKPTI) Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

“Selama ini perhatian pemerintah cukup tinggi. Berbagai event juga diselenggarakan untuk memberi ruang bagi para disabilitas. Kami akui PR kami masih banyak, namun akan terus kami upaya tingkatkan seperti layanan unit disabilitas seperti yang diwacanakan mbak Angkie tadi,” kata istri Bupati Anas yang biasa disapa Dani tersebut.

Sementara itu, Banyuwangi Education Award sendiri memberikan penghargaan kepada sejumlah pegiat pendidikan dalam berbagai kategori. Mulai dari lembaga pendidikan berdedikasi, sahabat diknas, pendidik berprestasi, hingga penggiat pendidikan yang memiliki dedikasi sosial yang tinggi.