Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Banyuwangi Paling Inovatif se-Jatim

RANCAK: Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tingkat Jawa Timur diramaikan hiburan tari daerah di Taman Blambangan, Banyuwangi, pagi kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
RANCAK: Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tingkat Jawa Timur diramaikan hiburan tari daerah di Taman Blambangan, Banyuwangi, pagi kemarin.

BANYUWANGI – Berbagai penghargaan terus diukir rakyat Banyuwangi. Kali ini, penghargaan diterima Bupati Abdullah Azwar Anas dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim). Pemprov Jatim menobatkan Bupati Anas sebagai bupati paling inovatif dalam pelayanan kesehatan. Penghargaan diserahkan Asisten III Sekdaprov Jatim Edi Purwinarto Program itu, antara lain Harapan Keluarga Peduli Anak Sejak Dini (Harga Pas) dan Anak Tumbuh Optimal Berkualitas dan Cerdas (Anak TokCer).

Bupati Anas sejak pemimpin Banyuwangi banyak  melahirkan program inovatif layanan kesehatan,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Jatim, dr Budi Rahaju. Selain itu, Bupati Anas dinilai berhasil mendorong pembangunan kesehatan di Banyuwangi dengan program kre atif. Sehingga, Banyuwangi berperan besar dalam menjaga dan melestarikan kesehatan war ga Jatim di pintu paling timur Pulau Jawa. Selain Harga Pas dan Anak Tok cer, penghargaan tersebut di berikan kepada Bupati Anas karena sukses mendorong lima desa menjadi open defecation free (ODF) atau desa bebas BAB sembarangan.

Kelima desa tersebut adalah Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro; Desa Wonosobo, Kecamatan Ba ngorejo; dan Rejoagung, Kecamatan Srono; serta Desa Sidodadi, Kecamatan Wongsorejo. Plt Kepala Dinas Kesehatan dr. Widji Lestariono menjelaskan, program Harga Pas dan Anak Tokcer merupakan program yang digagas Pemkab Banyuwangi guna mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat yang berbasis keluarga. Kedua program tersebut mengajak semua keluarga peduli kesehatan anak sejak dini, yakni sejak masa anak di dalam kandungan.

Melalui program Harga Pas, pemerintah daerah mengajak semua keluarga memilih alat kontrasepsi yang sesuai, pemeriksaandini kehamilan, pem berian ASI dan imunisasi, membiasakan mencuci tangan dalam keluarga dengan sabun, dan membiasakan anggota keluarga BAB di jamban. Pro gram Anak Tokcer, kata Rio, mengajak semua keluarga memberikan gizi seimbang dan mencegah permasalahan gizi setiap anggota keluarganya, seperti menimbang berat badan bayi secara rutin, makan makanan yang beraneka ragam, dan menggunakan garam beryodium. “Program inovasi harga Pas dan Anak Tokcer saling berkaitan,” terang dr. Rio.

Mantan kepala Puskesmas Sempu itu menambahkan, suksesnya program Harga Pas dan Anak Tokcer lantaran disosialisasikan secara terus-menerus melalui kader-kader kesehatan di puskesmas dan posyandu. Tokoh agama dan masyarakat dilibatkan melalui pengajian dan acara kemasyarakatan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan anak sejak dini. Untuk menarik perhatian ibu-ibu datang ke posyandu, lanjut Rio, posyandu memberikan door prize. Bahkan, ada juga kader posyandu yang arisan, sehingga mereka bisa saling share masalah kesehatan.

Tentang keberhasilan ODF, menurut Rio, karena pro gram tersebut dijalankan me lalui penyadaran kepada masyarakat. Masyarakat diberi kan informasi dan terus di gugah untuk membuat WC di tiap rumah. “Program ini memunculkan kemandirian masyarakat mewujudkan sanitasi mandiri,” katanya. Melalui program, masyarakat di picu agar sadar, sehingga timbul rasa malu kepada masyarakat untuk BAB sembarangan tempat. “Program ini akan dikembangkan lebih luas,” tambah Rio. (radar)

Kata kunci yang digunakan :