Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bata Rumah Direksi PG Soekowidi dari Belanda

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Batu-bata-yang-ditemukan-tim-ekspedisi-di-kompleks-perumahan-bekas-jajaran-manajer-Pabrik-Gula-Soekowidi

EDISI kali ini Jawa Pos Radar Banyuwangi (JP-RaBa) akan membahas ekspedisi lanjutan Pabrik Gula (PG) Soekowidi yang dilakukan bersama komunitas pencinta sejarah, Banjoewangi Tempoe Doeloe (BTD). Sebelumnya kami meminta maaf karena pembahasan tidak berlangsung urut.

Sebab ada beberapa data yang baru di temukan setelah ekspedisi berlangsung. Fokus pembahasan edisi kali ini adalah mengenai perumahan kuno yang masih menjadi bagian dari PG Soekowidi meski lokasinya terpisah. Namun, jarak perumahan  kuno tersebut hanya 50 meter  dari pabrik.

Tim pun memasuki gang bersemak tinggi yang merupakan akses menuju kompleks perumahan tersebut. Tampak enam bangunan besar-tinggi saling berhadapan. Desain rumah era kolonial sangat tergambar pada perumahan ini. Tinggi pondasinya saja  hampir dua meter. Jendela dan pintunya juga sama tingginya.

Setiap rumah memiliki lorong sederhana di bawah lantai yang tampaknya semacam tempat perlindungan. Hanya tiga unit yang masih utuh dan rapuh sedang yang lain hanya reruntuhannya saja.  Namun yang tampak terawat dan berpenghuni  hanya satu.

Tanpa basa-basi kami pun memohon izin kepada pemilik yang bernama Sri Siti Rahayu, 54, untuk mengambil gambar dan berbincang. “Benar saat ini hanya satu rumah yang berpenghuni. Ya yang saya tempati ini,”  ungkapnya.

Istri dari almarhum Slamet Santoso, staf Kodim 0825 Banyuwangi ini menempati rumah  ini sejak 22 tahun yang lalu. Sejak lima tahun  yang lalu dia sekeluarga bertahan tinggal sendiri  di kompleks perumahan ini. Ibu dari dua anak  ini membenarkan bahwa rumah-rumah ini   merupakan peninggalan Belanda.

“Konon tekel (ubin) diambil dari Belanda langsung,”  ucapnya. Sri mengatakan, rumah-rumah ini pada masa operasional pabrik gula dihuni oleh jajaran manajer pabrik. Namun setelah masa peralihan kekuasaan, bangunan ini jatuh ke tangan TNI.

Rumah tersebut bisa digunakan anggota Kodim. Penghuni pindah jika anggota TNI sudah memasuki masa pensiun. Tidak pernah ada perawatan untuk kawasan tersebut. Perawatan setiap rumah merupakan tanggung jawab penghuni masing-masing.

Akibatnya kompleks tersebut tampak sangat  terabaikan. Benar saja, saat tim menyusuri beberapa rumah yang runtuh ditemukan batu-bata bertuliskan “Gartcraig”. Gartcraig adalah nama merek untuk bata yang diproduksi sekitar tahun 1827-1927.

Ketua Ekspedisi, Minhajul  Qowim pun meminta kru untuk mengabadikan  bata tersebut dalam foto. Pabrik pusat batu-bata ini terletak di Skotlandia  dan dinaungi oleh Gartcraig Fire-Clay Co. 275  Parliamentary rd ; works, Gartcraig by Shettleston, Depot Monkland Canal Wharf,  Castle st.

Pabrik ini memproduksi batu-bata,  pipa limbah, cerobong asap dan semua barangbarang yang terbuat dari tanah liat. Ketua BTD Munawir menambahkan, batubata Gartcraig ini beredar luas di seluruh duniasaat itu. “Bata-bata semacam ini sejak berdirinya  tahun 1872 hingga tutup tahun 1927 banyak ditemukan di San Diego, California, Australia,  Indonesia dan masih banyak lagi,” katanya. (radar)