Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bayi 5 Bulan Ditinggal Kabur Dalam Keadaan Koma

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Opname di RSUD,  Kondisinya Koma

BANYUWANGI – Malang nian nasib bayi berusia lima bulan ini. Dalam kondisi koma dan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan, Banyuwangi, bayi berinisial CAP ini ditinggal begitu saja oleh orang tuanya sekitar pukul 12.00 kemarin (22/9).

Ironisnya lagi, bayi malang tersebut ditinggal kabur kedua orang tuanya di saat dia membutuhkan belaian dan dukungan moral orang- orang tercintanya. Betapa tidak, bayi laki-laki tersebut didiagnosis mengalami infeksi otak dan infeksi darah

Informasi yang berhasil dikumpulkan Jawa Pos Radar Banyuwangi dari berbagai sumber, cerita menyayat hati itu bermula saat CAP bersama sepasang laki-laki dan perempuan yang mengaku sebagai orang itu bayi malang tersebut tiba di Terminal Brawijaya Senin siang (21/9).

Saat tiba di terminal yang juga dikenal dengan sebutan Terminal Karangente tersebut, tubuh CAP tampak biru. Oleh beberapa orang yang kebetulan tengah berada di lokasi itu, sepasang laki-laki dan perempuan itu disarankan segera membawa CAP ke puskesmas terdekat, yakni Puskesmas Mojopanggung.

Namun, karena kondisi bayi tersebut tengah sakit keras, pihak puskesmas menyarankan CAP dibawa ke RSUD Blambangan. CAP tiba di rumah sakit (RS) pelat merah tersebut sekitar  pukul 11.00. Kala itu kondisi sang bayi kejang-kejang.

Seketika pihak RSUD Blambangan menangani bayi malang itu di ruang Unit Gawat Darurat (UGD). Usai menjalani penanganan gawat darurat, CAP dirawat di ruang anak RS pelat merah tersebut, tepatnya di ruang Mas Alit.

Gelagat mencurigakan mulai ditunjukkan pasangan laki-laki dan perempuan yang mengaku sebagai orang tua (ortu) bayi malang tersebut. Betapa tidak, saat kondisi sang bayi masih koma, mereka memaksa membawa pulang CAP dengan alasan tidak memiliki biaya lantaran mereka telah menjadi korban pencopetan.

Padahal, pihak RSUD Blambangan telah menyatakan biaya perawatan akan ditanggung pihak RS. Pihak RSUD Blambangan lantas berkoordinasi dengan Polsek Banyuwangi. Pihak kepolisian pun sempat menginterogasi laki-laki yang sama sekali tidak membawa kartu identitas tersebut pada Senin malam.

Singkat cerita, sekitar pukul 11.30 kemarin polisi kembali beniat menginterogasi pasangan yang mengaku suami-istri tersebut. Pihak kepolisian sempat meminta petugas medis memeriksa kondisi sang perempuan untuk mengetahui ciri-ciri apakah dia telah melahirkan lima bulan lalu ataukah tidak.

Entah bagaimana ceritanya, saat petugas medis akan melakukan pemeriksaan, sepasang laki-laki dan perempuan tersebut telah tidak ada di tempat. “Ada yang melihat mereka naik angkutan umum menuju arah barat,” ujar Wakil Kepala Ruangan Mas Alit RSUD Blambangan, Yulia Ernawati, kemarin.

Yulia mengatakan, orang tua bayi tersebut mengaku telah menjadi korban pencopetan saat  hendak pergi ke Bali. Oleh karena itu, keduanya sama sekali tidak membawa kartu identitas. “Pihak laki-laki mengaku bernama ASW, 21 tahun.

Dia mengaku beralamat di Sukoharjo, RT 1/ RW1, Sukamakmur, Bogor,” kata dia. Sebelum diketahui kabur, pihak RSUD Blambangan telah mencium gelagat yang mencurigakan. Selain kedua orang tua bayi itu tidak memiliki kartu identitas, keduanya juga memaksa secepatnya pergi dari rumah sakit.

Padahal, kondisi bayi masih koma. “Pihak RSUD juga telah menanggung biaya perawatan bayi ini.” cetusnya. Masih menurut Yulia, berdasar hasil pemeriksaan medis, bayi tersebut mengalami infeksi otak dan infeksi darah. “Hingga saat ini (kemarin siang) bayi ini dalam kondisi koma,” pungkasnya. (radar)