Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bayi Kembar Lahir Normal, Banyak yang Rebutan Mengadopsi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SEBAGAI tukang angon sapi, Fathorrozi tak menyangka bakal punya anak kembar tiga. Kehadiran tiga bayi itu semakin menambah ramai keluarga. Ada banyak orang yang mau mengadopsi bayi mungil tersebut, tapi Fathorrozi tetap ingin merawatnya sendiri.

Bayi laki-laki kembar tiga itu diberi nama Muhammad Rohikim Mahtum, Muhammad Kofi Jauhari, dan Muhammad Taufiqurrohman. Tiga buah hati pasangan Fathorrozi, 43, dan Juwariyah, 37, itu lahir normal di RSUD Blambangan, 20 hari lalu.

Meski hampir sebulan, sambutan terhadap kelahiran tiga bayi tersebut masih ramai. Setiap hari, rumah pasutri Fathorrozi-Juwariyah di Dusun Karanganyar, Desa Bajulmati, Wongsorejo itu masih banyak didatangi tetangga kanan-kiri.

Para tetangga dan kerabat bergantian membantu pasangan suami istri yang terlihat kerepotan mengasuh tiga bayi mungil tersebut. Sesekali ada yang membantu membenarkan kain jarik yang melilit punggung sang ibu. Ada juga yang terlihat siaga meski tak tahu apa yang harus dikerjakan.

Sedangkan sang bapak, Fathorrozi, terlihat mondar-mandir memastikan dua bayi lainnya yang tertidur di dalam kamar mendapatkan kehangatan yang cukup dari lampu pijar yang dipasang di atasnya.

”Setiap siang selalu ramai seperti ini, Pak. Keluarga kami banyak, jadi semuanya ingin membantu,” ujar salah seorang wanita paro baya kepada Kepala Desa Bajulmati Abdul Gopar yang mendampingi Jawa Pos Radar Banyuwangi melihat ketiga bayi kembar itu.

Setelah memastikan semua anaknya dalam kondisi baik, dengan tergopoh-gopoh, Fathorrozi mendatangi saya di ruang tamu. Pria yang sehari-harinya sebagai tukang gembala sapi dan bekerja di selepan itu menuturkan, kelahiran ketiga anaknya adalah berkah bagi keluarganya. Meski repot mengurus tiga bayi, dia mengaku bahagia karena ketiganya dalam kondisi sehat.

Memiliki tiga anak kembar, kata Fathor, sebenarnya tidak pernah terlintas di pikirannya. Memang secara genetik, dia memiliki keturunan kembar dari sang buyut. Begitu pula istrinya yang juga memiliki genetik kembar dari buyutnya.

”Mimpi apa juga tidak. Setelah tahu istri mau punya anak tiga, saya senang. Ketahuannya waktu usia kandungan memasuki tiga bulan lebih. Bidan yang memeriksa bilang kalau bayinya tiga. Jadi saya sudah siap-siap waktu itu,” tutur bapak lima anak itu.

Selama mengandung tiga bayi kembar, istrinya kerap mengeluhkan sakit di tubuhnya. Berbeda dengan mengandung yang pertama dan yang kedua. Kehamilan ketiga ini cukup menguras tenaga.

”Dulu saya tidak pernah memeriksakan kandungan ke bidan atau dokter, tapi kalau bayi yang ini hampir tiap dua minggu saya periksakan. Khawatir terjadi apa-apa,” paparnya.

Ketika usia kehamilan semakin mendekati kelahiran, Fathor bersama istri sudah melakukan antisipasi sewaktu-waktu lahir caesar. Semalam sebelum melahirkan, istrinya sudah puasa. Setelah sempat mengalami kontraksi, istrinya berhasil melahirkan ketiga anaknya dengan selamat di RSUD Blambangan.

”Kelahirannya berlangsung sekitar tiga puluh menit, langsung tiga-tiganya. Saya bersyukur sekali,” tegas pria bertubuh subur itu.

Ketiga anak yang lahir tersebut oleh Fathor kemudian diberi nama Muhammad Rohikim Mahtum, Muhammad Kofi Jauhari, dan Muhammad Taufiqurrohman.

”Kalau anaknya dua mungkin memberi namanya bisa mirip-mirip, seperti Abdurrohman dan Abdurrohim. Kalau tiga susah, akhirnya yang saya samakan nama depannya saja, sama-sama Muhammad,” ujar Fathor sambil tersenyum.

Pasca-kelahiran ketiga anaknya, banyak orang ingin melihat bayinya. Bahkan ada beberapa orang termasuk perawat yang terang-terangan meminta untuk bisa merawat salah satu dari ketiga anaknya.

”Banyak yang mau minta, ada yang orang lain, ada yang saudara. Insya Allah anak-anak ini akan saya rawat sendiri sampai besar. Yang penting bisa melihat mereka sehat, saya sudah bahagia,” ujarnya.

Nofi Puspitasari, bidan desa yang selama ini mendampingi pasangan tersebut menuturkan, tiga bayi tersebut lahir dengan periode yang cukup, yaitu sembilan bulan. Memang secara fisik ketiganya terlihat lebih kecil dari bayi biasa. Saat lahir bayi tersebut berbobot 1,4 kilogram, 1,6 kilogram, dan 1,2 kilogram. Sehingga perlu diberi perlakuan khusus sampai bayi mencapai bobot normal.

”Ini kita dampingi terus, termasuk mengingatkan agar bayi tetap hangat,” kata Nofi.

Caranya dengan metode kantung kanguru. Yaitu bayi didekap bersentuhan kulit dengan si ibu atau keluarga lainnya. Kemudian saat tidur mereka juga dihangatkan dengan lampu.

”Bapaknya kita minta terus menghangatkan terus. Kalau tidak ada halangan, insya Allah dua tiga bulan bisa normal berat badannya,” ujar Nofi.

Kades Bajulmati Abdul Gopar mengatakan, ketiga bayi tersebut selalu diawasi oleh kader-kader Posyandu desa. Sehingga jika ada sesuatu hal yang dibutuhkan terkait perawatan ketiganya, petugas Posyandu bisa langsung membantu.

”Keluarga ini memang sederhana. Tapi kami lihat tekadnya kuat untuk merawat. Sementara itu desa hanya ikut mengawasi saja,” kata dia.

Ibu dari trio Muhammad, Juwariyah, terlihat enggan bercakap-cakap. Sembari mendekap salah satu bayinya, wanita 37 tahun itu mengisyaratkan jika ceritanya semuanya sudah diwakili oleh suaminya.

Tanggal 16 Oktober lalu, Juwariyah melahirkan anak ketiganya yang kembar tiga secara normal. Proses melahirkan ditangani tim Bidan Ruang Bersalin yang berkolaborasi dengan Dokter Spesialis Kandungan RSUD Blambangan.

Awalnya, sekitar pukul 07.00, Juwariyah merasakan ingin meneran. Setelah diperiksa oleh bidan, hasilnya pembukaan sudah lengkap. Karena itu, pasien dipimpin untuk meneran. Selang waktu 15 menit kemudian, bayi kembar yang pertama berhasil lahir. Sekitar 10 menit kemudian, bayi kembar yang kedua menyusul lahir. Berikutnya diikuti lima menit kemudian, bayi kembar yang ketiga berhasil dilahirkan.

Persalinan bayi kembar tiga tersebut terasa istimewa. Karena persalinan kembar biasanya dilahirkan secara operasi. Tetapi kali ini, bayi kembar tiga berhasil dilahirkan secara normal.

Persalinan tersebut bukanlah hal yang mudah. Mengingat posisi bayi dalam perut yang presentasinya berbeda yakni presentasi bokong, kepala, dan kepala. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan tim penolong persalinan yang terampil dan cekatan.