Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Bekas Bangunan Kerajaan Berceceran

GAPURA BARU: Tembok timur keraton Tawang Alun di Kecamatan Kabat.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
GAPURA BARU: Tembok timur keraton Tawang Alun di Kecamatan Kabat.

Kerajaan Blambangan pada masa Prabu Tawang Alun berkuasa (1655 M-1691 M) diduga telah memiliki peradaban tinggi. Sejumlah peneliti dari UGM Jogjakarta yang dipimpin Dr. Sri Margana menelusuri jejak keraton di Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, selama sebulan.

SUASANA di sekitar Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, terasa cukup panas siang itu. Angin yang bertiup cukup kencang di sekitar areal persawahan yang cukup luas ternyata tidak mampu mengusir rasa panas dari sengatan sinar matahari. Seorang petani yang sedang menggarap sawah, membersihkan keringat yang membasahi wajahnya, tampak menghentikan kegiatannya seraya menatap sejumlah warga yang berjalan menyusuri jalan setapak di persawahan.

Ada apa ya, kok ramai-ramai,” tanya petani itu dengan wajah penuh penasaran. Setelah disampaikan akan melihat peninggalan Keraton Macan Putih, petani itu langsung manggut-manggut sambil tersenyum kecil. “Di sini dulu bekasnya benteng bagian luar, peninggalannya (sampai saat ini) masih banyak, kok,” jelas petani itu sambil menunjuk ke arah saluran irigasi yang terdapat tumpukan batu bata.

Apa yang disampaikan petani itu ternyata benar. Di persawahan yang kini masuk Dusun Cungking, Desa Gombolirang, Kecamatan Kabat, itu terdapat susunan batu bata yang masih kokoh Susunan batu bata tersebut kini menjadi aliran irigasi yang mengairi persawahan. “Ini yang sedang kita teliti,” cetus peneliti dari UGM Jogjakarta, Dr Sri Margana. Susunan batu bata dengan ukuran besar tam pak memanjang. Di daerah itu, juga banyak tumpukan batu bata dengan ukuran be sar. Warga sekitar mempercayai, susunan batu bata yang masih kokoh dan tumpukan batu-bata yang sebagian berserakan adalah be kas Keraton Macan Putih pada Kerajaan Blambangan masa Prabu Tawang Alun.

Penelitian ini waktunya sebulan,” katanya. Dalam penelitian yang dilakukan ini, Margana mengajak 10 peneliti yang di antaranya arkeolog. Penelitian ini dilakukan dengan cara survei, mendeteksi jejak keraton, dan eksavasi (penggalian). “Untuk survei dan mendeteksi sudah selesai,” ujarnya. Dari hasil survei dan deteksi, Margana menyebut menemukan sejumlah titik yang diduga bekas bangunan Keraton Ma can Putih. Hanya, titik-titik yang sudah diketahui itu belum bisa diketahui sebagai bangunan benteng ataukah keraton. “Tanpa ada eksavasi, kita tidak bisa menentukan jenis-jenis peninggalan yang ada,” ujarnya.

Margana menyampaikan eksavasi dalam penelitiannya ini akan dimulai Sabtu (24/11) depan. Karena keterbatasan waktu dan biaya, eksavasi hanya akan dilakukan di beberapa titik yang dianggap bisa me wakili dalam menentukan Kerajaan Blam bangan di Desa Macan Putih ini. “Di Desa Macan Putih ini, semasa Prabu Tawang Alun berkuasa menjadi pusat Kerajaan Blam bangan,” sebutnya. Penelitian yang dilakukan Margana dianggap akan bermakna dalam penge tahuan ilmu pengetahuan, terutama untuk mengetahui struktur bangunan masa kerajaan Hindu tempo dulu.

Kerajaan Majapahit sudah tidak ada peninggalannya, kalau di Blambangan masih ada,” jelasnya. Penelitian ini nanti juga akan menguak tingkat kejeniusan masyarakat Blambangan tempo dulu. Dengan melihat struktur bangunan yang tersisa, nanti bisa dibaca tingkat kebudayaan dan peradaban Orang Osing tempo dulu. “Kesimpulan sementara, kebudayaan dan peradaban orang Banyuwangi pada masa Kerajaan Blambangan sudah tinggi,” ungkapnya. (radar)