Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Berburu Udara Segar di Kawasan Tawonan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

LICIN – Kawasan Tawonan di lereng Gunung Ijen jadi tempat favorit untuk nongkrong. Pada musim liburan kemarin,  tempat tersebut dipenuhi pengunjung.  Ada yang sekadar istirahat sebelum  menuju ke Ijen, ada pula yang sengaja  berburu udara segar di kawasan tersebut.

Tawonan masuk Desa Tamansari, Kecamatan Licin. Dari Paltuding jaraknya sekitar 15 Km. Kanan kiri jalan raya dipenuhi pohon yang rindang. Lahan  yang dulunya gundul mulai ditanami  kubis dan kentang. Puncak panen kubis dan kentang pada pertengahan bulan  Desember lalu. Setelah dipetik sayur kubis  tersebut dinaikkan truk untuk dikirim ke Pujon, Malang.

“Tempat ini memang cocok untuk tanaman kubis dan kentang. Selain sejuk, kawasan ini jadi jujugan nongkrong wisatawan,’’ ujar Marwoto, salah seorang  pengunjung kepada Jawa Pos  Radar Banyuwangi. Yang membuat kerasan pengunjung, dari Tawonan pemaNdangan kota Banyuwangi terlihat jelas.

Hamparan tanah berbentuk gundukan dengan tanaman kubis dan kentang menambah keindahan dari kawasan ini. Letak kawasan Tawonan berada di tempat budidaya lebah milik warga. Kalau Anda berangkat dari pertigaan Jambu, harus  menempuh perjalanan darat sejauh 10 Km ke arah barat.

Dulu kawasan ini banyak ditumbuhi  pohon-pohon besar dan rumput ilalang yang menjulang tinggi. Namun, saat ini kawasan ini sudah berubah layaknya sebuah kebun sayuran. Di sepanjang kawasan Tawonan,  petani sudah banyak yang menanam sayur kubis, kentang hingga sayur sawi.

Jika belum panen, di kawasan ini memang terlihat sangat indah dengan suguhan bukit kecil berwarna hijau. Namun, jika kubis sudah panen, kawasan ini tampak terlihat sangat gundul dan warna coklat tanah yang terlihat dari kejauhan.

Sekarang kawasan ini memang  sudah mulai dikunjungi untuk warga untuk sekadar menikmati  pemandangan alam, utamanya saat sore hari. Selain menikmati pemandangan alam, banyak warga yang datang ke sana untuk sekadar ngopi maupun minum teh di warung-warung. Tercatat ada empat warung kopi yang sudah berdiri di kawasan tawonan ini.

Kusuma, 26, salah satu warga Banyuwangi yang sering mengunjungi kawasan tawonan ini sangat takjub dengan peman dangan yang ada di kawasan itu. Selain bisa menikmati hijaunya tanaman kubis yang tumbuh subur, pemandangan kota Banyuwangi juga  bisa terlihat jelas.  Kerlap-kerlip lampu kota terlihat jelas dari Tawonan pada malam  hari.

”View di sini sangat bagus. Sangat cocok dijadikan tempat santai dan ngopi,” kata Kusuma. Camat Licin Taufik Rohman  mengatakan, Tawonan sejatinya merupakan kawasan penyangga air hujan. Jadi, jika saat ini banyak ditanami kubis maupun sayuran  lainnya tentu tidak sesuai dengan fungsi dari kawasan tersebut.

Tercatat, 100 hektare di kawasan Tawonan saat ini sudah mulai ditanami kubis oleh sebagian warga yang menyewa lahan itu  ke pihak perkebunan. ”Tidak boleh sebenarnya  ditanami kubis. Di situ adalah kawasan penyangga air hujan,  jadi harus pohon-pohon besar yang ditanam,” kata Taufik.

Taufik mengaku telah ditegur oleh Badan Lingkungan Hidup  (BLH) Banyuwangi agar segera menertibkan penanaman sayuran di kawasan penyangga air hujan  itu. Pihaknya juga telah melakukan komunikasi dengan pihak perkebunan bahwa untuk tahun depan agar kawasan tawonan  harus ditanami oleh pohon gambelina maupun pohon kopi.

”Tahun depan Insya-Allah kawasan itu akan ditanami pohon  kopi agar kawasan itu benar-benar bisa menjadi kawasan penyangga air hujan,” pungkasnya. (radar)