Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bersolek Untuk “Konferensi Indonesia Berkebun”

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Petugas-menyiapkan-ecopark-menyambut-Konferensi-Indonesia-Berkebun-di-kawasan-GOR-Tawang-Alun,-Banyuwangi,-kemarin

BANYUWANGI – Satu lagi ajang tingkat nasional bakal digeber di Banyuwangi. Kali ini kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini dipercaya menjadi tuan rumah Konferensi Indonesia Berkebun IV Tahun 2016. Konferensi tersebut bakal digeber di kawasan Gedung Olah Raga (GOR) Tawang Alun, Banyuwangi, mulai besok (5/8) sampai Minggu mendatang (7/8).

Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 145 peserta asal 15 provinsi, 24 kabupaten/kota, dan 3 perguruan tinggi se-Indonesia, bakal hadir pada konferensi tersebut. Menariknya, Banyuwangi ditunjuk sebagai tuan rumah meskipun kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini baru bergabung dalam jejaring Indonesia Berkebun akhir 2014.

Bergabungnya Bumi Blambangan pada jejaring Indonesia Berkebun tersebut diresmikan Bupati Abdullah Azwar Anas bersamaan dengan Jambore Kader Lingkungan di Taman Blambangan pada 30 November 2014. Sekadar diketahui, Indonesia Berkebun merupakan gerakan komunitas yang bergerak melalui media jejaring sosial, misalnya twitter, Facebook, Youtube, dan lain-lain.

Komunitas itu bergerak menyebarkan semangat positif agar lebih peduli kepada lingkungan dan perkotaan dengan program urban farming, yakni memanfaatkan lahan tidur di kawasan perkotaan dan diubah menjadi lahan pertanian/perkebunan produktif dengan peran masyarakat sekitar.

Kepala Bidang (Kabid) Pertamanan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Bayu Hadiyanto, mengatakan Pemkab Banyuwangi intens memotivasi masyarakat agar memanfaatkan ruang-ruang yang tidak termanfaatkan menjadi ruang hijau.

Langkah itu dilakukan berawal dari sebuah rasa keprihatinan. Sebab, hingga akhir 2015 luas ruang terbuka hijau di Banyuwangi hanya 9,75 persen dari total luas lahan. “Padahal, menurut Undang-Undang (UU) Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, luas RTH publik minimal 20 persen, sedangkan RTH privat sepuluh persen,” ujarnya kemarin (3/8).

Bayu menuturkan, program Indonesia Berkebun bertujuan mengembangkan 3E, yakni  ekologi, edukasi, dan ekonomi. Tujuan ekologi adalah pemanfaatan ruang dengan konsep urban farming, yakni memanfaatkan lahan sempit menjadi  area berkebun.

Tujuan edukasi  adalah agar kegiatan berkebun  di lahan sempit tersebut bisa dicontoh dan dikembangkan masyarakat luas. “Sedangkan tu juan ekonominya kita ingin memasyarakatkan bahwa berkebun  itu tidak mahal. Sebaliknya, dengan meman faatkan ruang  sempit dengan biaya murah,  hasil kebun tersebut bisa dimanfaatkan  untuk memenuhi kebutuhan  sehari-hari atau bisa juga  dijual,” pungkasnya. (radar)