Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bertahan Tiga Hari, Akhirnya Meninggal Dunia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bertahanBAYI immature (lahir di usia kandungan masih muda) itu akhirnya berpulang. Sejak lahir pukul 06.00 Minggu pagi (13/7), bayi tersebut terus mendapat perawatan intensif. Namun, akhirnya bayi yang lahir dengan bobot 500 gram itu hanya mampu bertahan hidup selama hampir tiga hari. Bidan dan dokter berusaha memberi bantuan, tapi bayi itu tetap tidak tertolong.Sebelum dilahirkan, Rima Rizekiwati, sang ibu bayi, beberapa kali berpindah rumah sakit. Istri Edy Kurniawan itu mengaku sempat mengalami pendarahan, tapi tidak tahu bahwa dirinya tengah hamil.

Selama ini Rima selalu bekerja, sehingga tidak merasakan adanya gerakan bayi dalam perutnya. Setelah memeriksakan diri di rumah bidan bernama Laila di Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi, barulah diketahui bahwa dirinya mengandung. Seusai memeriksakan kandungannya, Rima dirujuk ke RSUD Blambangan. Saat berada di RSUD Blambangan, kondisi Rima sudah lemah. Saat itu sudah terjadi pembukaan lima dan air ketuban terus keluar. Meski demikian, Rima belum bisa melahirkan karena usia kandungannya masih sangat muda. 

Selanjutnya, Rima melakukan rawat inap selama empat hari di RSUD Blambangan. Sepulang dari RSUD Blambangan, Rima kembali ke rumah dalam kondisi pembukaan dua. Selang beberapa hari kemudian, dia memeriksakan kandungannya kembali ke RS PKU Muhammadiyah Rogojampi. Kali ini air ketubannya kembali keluar. Lagi-lagi dia disarankan rawat inap selama tiga hari. Rima pun menjalani rawat inap dengan harapan bayi di dalam kandungannya selamat. Tiga hari berselang, Rima kembali pulang dengan kondisi air ketuban yang sudah hampir kering.

Pada hari Rabu pekan lalu (9/7) Rima kembali ke RS PKU Muhammadiyah Rogojampi. Dia kembali memeriksakan kandungannya dan ternyata oleh dr. Widodo dikatakan, air ketuban di dalam tubuhnya tinggal sedikit. Namun, Rima disarankan mempertahankan kandungannya. Rima akhirnya kembali ke rumahnya, tapi pada Sabtu (12/7) malam dia merasakan gejala akan melahirkan. Tetapi, karena saat itu tidak ada yang mengantar, dia mencoba menahannya sampai pagi. 

Baru pada hari Minggu pagi (13/7) Rima kembali ke RS PKU Muhammadiyah Rogojampi. Yang terakhir ini dia langsung menjalani proses persalinan. Proses tersebut menurut Rima sangat cepat, hanya sekitar lima menit. Bayi berjenis kelamin laki-laki itu lahir pukul 06.00. Bayi yang lahir pada usia kandungan lima bulan itu memiliki panjang 25 centimeter dan bobot 500 gram. Melihat kondisi bayi yang lahir di usia kehamilan sekitar 21 pekan itu, dokter yang menangani tidak bisa berharap banyak.

Bayi yang lahir dalam kondisi immature itu menurut Kepala Pelayanan Medis, dr. Didik Sulasmono, biasanya hanya bertahan beberapa jam. Rima saat itu mengetahui hal itu. Dia pun mencoba pasrah, tapi tetap berusaha. Lantaran usia kandungannya masih muda, beberapa organ tubuh bayi itu belum berfungsi maksimal. Ana Damayanti, salah satu bidan yang merawat, menyarankan si ibu untuk sering menyentuh bayinya. Jantung bayi yang belum berfungsi maksimal terkadang menyebabkan bayi lupa bernapas. Sehingga, harus sering dirangsang dengan gerakan.  

Kemudian, bayi mungil yang tampak sehat sampai hari kedua itu pun diberi nama. Karena lahir pada bulan Ramadan, Rima memberinya nama Rifky Ramadhani. Nah, Selasa (15/7) pukul 10.30 bayi tersebut menurut Rima sempat tidak bergerak. Wajahnya sudah membiru dan tidak ada reaksi sama sekali. Rima yang panik pun segera menghubungi bidan yang bertugas. Beberapa bidan melakukan pertolongan dengan memompa bayi itu, tapi bayi itu tidak merespons.

 Akhirnya dokter menyatakan bayi tersebut sudah meninggal. Tetapi, ketika hendak dilakukan pelayanan jenazah, bayi itu tiba-tiba bergerak. Dengan segera bidan kembali memasang infus dan oksigen agar bayi itu bertahan. Rima yang melihat bayinya kembali bernapas pun gembira. “Kedua matanya terbuka. Dia mulai bisa melihat. Saya tidak peduli  dokter mengatakan usianya tidak akan lama, saya akan merawatnya,” ujar Rima.  

Pada hari kedua tersebut berat badan Rifky turun 200 gram. Dari bobot saat kelahiran yaitu 500 gram menjadi 300 gram. Meskipun aktif, tapi Rifky sering sulit bernapas. Tepat pukul 23.00 pada hari yang sama, Rifky akhirnya meninggal dunia. Dokter Didik mengatakan, bayi kembali mengalami henti detak jantung sejak pukul 13.00. Tim bidan dan dokter sudah melakukan berbagai cara. Sampai akhirnya bayi itu benar- benar dinyatakan tidak bernapas. “Kasus ini  isa dibilang kondisi bayi cukup kuat.

Biasanya bayi immature bertahan hanya beberapa jam, tapi bayi ini mampu bertahan selama tiga hari,” ujar Didik.  Bayi tersebut dimakamkan di pemakaman Dusun Krajan, Desa Lemahbangdewo, Kecamatan Rogojampi, Rabu pagi kemarin (16/7). Saat ditemui usai pemakaman, tidak tampak raut kesedihan di wajah Rima. Berulang kali dia mengatakan tentang kelucuan si bayi yang disayanginya itu. (radar)