Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bibit Kubis Digemari Petani

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SONGGON – Para petani di wilayah Banyuwangi tampaknya mulai gemar menanam kubis (kol). Fenomena itu dimanfaatkan betul oleh beberapa warga Dusun Watugowok, Desa Sragi, Kecamatan Songgon. Sejak beberapa bulan terakhir, para pengusaha bibit tanaman, di wilayah itu pun menyediakan bibit tanaman yang satu ini.

Winarni, 39, warga pengusaha bibit tanaman asal Dusun Watu gowok mengatakan, pada musim tanam kali ini, permintaan bibit kubis dari para petani memang cukup banyak. Tidak tanggung-tangung, dalam sebulan sedikitnya 25 ribu batang bibit kubis terserap pasar. “Bahkan kadang dalam sehari ada petani yang memberli ribuan bibit kepada saya,” ujarnya sumringah.

Wanita yang juga menyediakan bibit aneka tanam yang lain, seperti cabai merah, cabai rawit, dan selederi, ini menambahkan, bibit kubis dilego ke tangan petani seharga Rp 100 per batang. Nah, jika dikalkulasi, omzet penjualan bibit kubis yang berhasil dia kantongi dalam sebulan mencapai Rp 2,5 juta. Dikatakannya, bibit kol yang siap dilepas ke tangan petani adalah bibit yang telah disemai selama 15 sampai 20 hari.

“Sejak tiga bulan terakhir, permintaan bibit kubis melonjak drastis. Tetapi di Banyuwangi, lahan tanaman kubis cenderung terpencar. Tidak seperti di daerah lain. Biasanya, lahan tanaman kubis terpusat di suatu areal lahan pertanian saja,” paparnya. Nasrin, 43, pengusaha bibit yang lain mengungkapkan, bibit kubis made in Dusun Watu gowok mempunyai ciri khas tersendiri.

Jika biasanya media tanamnya adalah polybag (kantong plastik berwarna hitan yang biasa digunakan untuk media tanam), maka bibit asal Dusun setempat menggunakan daun yang telah dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai kantong plastik. Daun itu kemudian diisi tanah, lalu siap dijadikan media tanam.

Menurut Nasrin, tanah beserta daun tersebut dia beli dari warga sekitar seharga Rp 14 ribu per seribu unit. Keunggulan media tanam dari daun ini adalah, saat akan ditanam, petani tidak perlu menyobeknya, lantaran daun tersebut bisa busuk dengan sendirinya. “Jadi, selain efisien waktu, tanaman juga tambah subur karena daun yang sudah membusuk tersebut bisa berfungsi sebagai pupuk kompos,” pungkasnya. (radar)