Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bosowa Setor IMB Rp 545 Juta

RAPAT: Beberapa anggota legislatif menyimak pembacaan laporan pertanggungjawaban bupati tahun 2011 di ruang paripurna DPRD Banyuwangi kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
RAPAT: Beberapa anggota legislatif menyimak pembacaan laporan pertanggungjawaban bupati tahun 2011 di ruang paripurna DPRD Banyuwangi kemarin.

BANYUWANGI  – Pembangunan pabrik PT. Semen Bosowa Banyuwangi memberikan sumbangan cukup besar pada penerimaan asli daerah (PAD). Retribusi izin mendirikan bangunan (IMB) saja, perusahaan semen yang berpusat di Makassar itu menyetor dana awal Rp 545 juta.

Pembayaran retribusi IMB itu dilakukan bersamaan dengan peresmian groundbreaking Senin lalu (7/5). Sebelum  groundbreaking dilakukan, manajemen PT. Semen Bosowa menyetor dana retribusi IMB ke kas daerah melalui Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT).

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPPT Banyuwangi, Abdul Kadir menjelaskan, pembangunan pabrik semen Bosowa itu membutuhkan sekitar delapan IMB. Dari delapan IMB, enam lembar IMB sudah diterbitkan. Dua IMB lagi masih dalam proses di BPPT. “Retribusi sebesar Rp 545 juta itu untuk pembayaran enam IMB yang sudah terbit itu,” ungkap Kadir.

Kadir menambahkan, pendirian pabrik Bosowa di Banyuwangi memiliki potensi
cukup besar dalam mendongkrak penerimaan PAD. Selain bersumber dari retribusi, pabrik Bosowa juga akan memberikan kontribusi cukup besar terhadap penerimaan pajak daerah. Tumbuhnya investasi sangat berdampak pada peningkatan PAD. Pada triwulan pertama tahun anggaran 2012, penerimaan PAD dari kantor BPPT sudah melampaui 125 persen.

Meroketnya penerimaan PAD itu tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi Banyuwangi yang terus membaik. Data terakhir, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi berada pada angka 7,22 persen. Pertumbuhan ekonomi itu, lanjut Kadir, juga tidak lepas dari meroketnya indeks pembangunan manusia (IPM) yang naik drastis menjadi 72,8 persen.

Selama beberapa tahun, IPM Banyuwangi stagnan dan saat ini naik empat digit dari tahun lalu. Kenaikan pertumbuhan ekonomi dan IPM Banyuwangi itu tidak bisa dilepaskan dari beberapa kebijakan ekonomi yang dilakukan pemkab. Salah
satunya, kebijakan proteksi besar-besaran terhadap ekonomi rakyat. Saat ini, ungkap Kadir, permohonan pembangunan pasar modern sudah menumpuk di meja Bupati Abdullah Azwar Anas.

Namun, permohonan izin belum bisa proses demi memberikan kesempatan kepada pelaku ekonomi rakyat agar berkembang. Kadir menambahkan, sementara Bupati Anas memutuskan tidak mengeluarkan izin pendirian pasar modern. Pemkab Banyuwangi akan mengeluarkan pendirian pasar modern dan mal apabila IPM Banyuwangi sudah berada pada angka 73 persen lebih. “Selama target IPM itu belum tercapai, izin pendirian mal akan dipending,” tambahnya. (radar)