Hal yang sama juga diakui oleh Ayung Notonegoro. Selaku pemilik naskah dan juga agen lokal dalam program tersebut, ia mengapresiasi langkah digitalisasi itu.
“Program ini juga bisa menjadi etalase untuk menunjukkan kekayaan intelektual dan tradisi leluhur kita ke dunia. Sehingga nantinya bisa menggerakkan penelitian dan kunjungan terhadap harta karun yang tersimpan di daerah kami,” papar founder Komunitas Pegon itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, kekayaan naskah kuno di Banyuwangi mulai mendapat perhatian luas. Program digitalisasi kerap kali dilakukan oleh sejumlah lembaga nasional dan internasional.
Selain itu, sejumlah penerbitan berbasis naskah kuno juga gencar dilakukan oleh Perpustakaan Daerah Banyuwangi. Bahkan, yang terbaru menerbitkan buku Katalog Naskah Kuno Banyuwangi.