Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Buah Naga Organik Lebih Menjanjikan

Bupati Anas Mengikuti Panen Raya Buah Naga Di Desa Jambewangi Kecamatan Sempu, Rabu (20/12).
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Bupati Anas Mengikuti Panen Raya Buah Naga Di Desa Jambewangi Kecamatan Sempu, Rabu (20/12).

BANYUWANGI – Masyarakat petani di Desa Jambewangi Kecamatan Sempu Banyuwangi mengembangkan buah naga organic untuk mendongkrak hasil panen mereka.

Hal ini merupakan inovasi dari para petani setempat ditengah harga buah naga yang terus mengalami penurunan. Dan mereka membaca peluang ini dengan menjaga kwalitas produk buah naga, salah satunya dengan budi daya organic.

Hal ini di sampaikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai melakukan panen raya buah naga milik kelompok tani Pucang Sari di Desa Jambewangi Kecamatan Sempu, Rabu (20/12).

“Inovasi ini muncul dari masyarakat petani untuk meningkatkan tambah penghasilan mereka,” ujar Bupati Anas.

“Rupanya, ada beberapa kwalitas perbedaan antara buah naga yang di tanam secara buatan dengan organic,” kata Bupati Anas.

Untuk penanaman sistem organic, warna buah naga lebih merah dan rasanya lebih manis alami serta kwalitasnya lebih tahan lama yakni mencapai 25 hari. Sedangkan buah naga yang bukan organic, hanya bisa tahan sampai 1 minggu saja.

“Harganya pun di tingkat petani masih bertahan Rp 7.000 perkilogram, sementara buah naga jenis biasa saat ini hanya mencapai Rp 2.000 per kilogram,” papar Bupati Anas.

Dia mengaku, upaya ini perlu di apresiasi dimana petani tetap menjaga kwalitas produknya, sehingga ke depan kwalitas ekspornya juga bisa terus di tingkatkan. Pasalnya, buah naga hasil produksi petani Desa Jambesari ini sudah di kirim ke Singapura dan beberapa kabupaten/kota di Indonesia.

“Pemerintah Daerah mulai memberikan berbagai upaya untuk para petani buah dari hulu sampai hilir,” tutur Bupati Anas.

“Selain di lakukan pelatihan pelatihan, pemerintah juga menginginkan adanya nilai tambah dengan membuat image hasil pertanian baru,” imbuhnya.

Di antaranya, Dinas Petanian di dorong untuk membuat Packaging atau kemasan yang menarik sebagai perangsang masyarakat utamanya wisatawan untuk membeli produk pertanian Banyuwangi.

Pemerintah telah membuka Fresh Fruit Shop di Bandara Banyuwangi untuk menjual hasil produk pertanian, seperti Buah Naga, Jeruk maupun Jambu Kristal dengan kemasan yang cukup menarik sebagai ole ole masyarakat setelah berwisata di Banyuwangi.

“Khususnya, buah organic dengan kwalitas yang cukup bagus,” ungkap Bupati Anas.

Bahkan di rencanakan, kata Bupati Anas, Pemkab Banyuwangi akan bekerja sama dengan Go-Jek melalui aplikasi Go-Food untuk memasarkan hasil produk pertanian organic.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Arief Setiawan mengatakan, luasan lahan holtikultura di Banyuwangi saat ini mencapai 16.000 Hektar dari luas tanaman pangan yang sebanyak 65.457 Hektar.

“Dari 16.000 Hektar lahan holtikultura itu, yang di tanami Buah Naga mencapai 280 Hektar dan sisanya di tanami Buah Jeruk dan tanaman tahunan,” ujar Arief.

Dia berharap, masyarakat tidak semakin memperluas lahan tanaman buah naganya, namun lebih meningkatkan kwalitasnya seperti jenis organic. Pasalnya, para petani mengaku pendapatan mereka dari bertanam buah naga tersebut terus meningkat.

“Permusim saja, para petani mengaku bisa meraup keuntungan Rp 200 juta hingga Rp 300 Juta per hektar. Sedangkan biaya tanamnya hanya Rp 40 juta untuk 1 hektar,” pungkas Arief.