Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bupati Anas Beberkan Tantangan Hadapi Bonus Demografi Indonesia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: Merdekacom

BANYUWANGI – Di hadapan ratusan kepala sekolah SMP se-Banyuwangi, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas membeber tantangan dunia kerja ke depan.

Perkembangan teknologi dan mekanisasi kehidupan menjadi ancaman bagi tenaga kerja. Para pendidik pun harus berpikir untuk menyiapkan generasi yang tangguh dan berdaya saing dari sekarang.

Dilansir dari Merdekacom, hal itu disampaikan Bupati Anas saat membuka kegiatan bimbingan teknis peningkatan mutu pendidikan dan peningkatan kompetensi manajerial kepala sekolah yang berlangsung di Banyuwangi, Jumat (14/3/2020). Kegiatan ini diikuti 100 kepala sekolah negeri dan swasta.

“Tantangan anak-anak kita ke depan akan makin berat. Mereka dihadapkan pada masalah dunia kerja yang semakin terbatas akibat penggunaan teknologi yang makin efisien. Ini PR besar bagi kita semua. Bonus demografi yang akan kita alami pada 2030 – 2040 adalah tantangan sekaligus kesempatan besar. Semua akan tergantung pada kesiapan saat ini,” kata Bupati Anas.

Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030-2040 dimana penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen.

Diprediksi Indonesia akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). 

“Ini tidak hanya menjadi beban sekolah, namun juga PR besar bagi pemerintah daerah untuk menyiapkan generasi yang tangguh dan kreatif untuk menyongsong tantangan di depan. Mari kita semua berkolaborasi menyiapkan pola pendidikan terbaik untuk menyikapi perubahan masa depan,” kata Bupati Anas.  

Untuk itu, Bupati Anas meminta seluruh kepala sekolah untuk mulai melakukan perubahan dalam cara mendidik siswanya. Kepala sekolah jangan hanya menjalankan fungsi manajerial tapi harus memiliki rencana besar bagi siswanya.

“Kepala sekolah harus mulai berpikir jauh, apa yang perlu disiapkan bagi siswanya. Cara pengajaran yang seperti apakah yang bisa menjadi bekal bagi siswa ke depannya,” imbuhnya.

Bimtek yang berlangsung selama tiga hari sejak 12-13 Maret ini turut menghadirkan Praktisi Pendidikan Sayed Hydar. Sayed merupakan praktisi pendidikan yang merupakan lulusan Harvard dan pendiri pendiri lembaga manajemen pendidikan 21st Millennia.

Dalam kesempatan itu, Sayed mengatakan agar Kepala Sekolah juga harus terus mengupdate diri dengan informasi tentang perkembangan dunia. Termasuk mencari tahu apa saja peluang- peluang ekonomi ataupun dunia kerja yang ada di masa depan.

“Karena dunia terus berubah, kita juga harus berubah, harus mau mengupdate diri. Agar proses transfer pembelajaran bisa menyesuaikan. Untuk itu, kepala sekolah harus peka apa yang dibutuhkan oleh siswa,” kata Sayed.

Selain itu Sayed juga menekankan Kepala Sekolah untuk menjadi pemimpin yang bisa memastikan bahwa pembelajaran yang berlangsung di sekolah mampu mentransfer nilai-nilai yang penting dalam menjalani kehidupan.

“Bangku sekolah tidak boleh hanya fokus pada materi pelajaran tapi harus bisa menanamkan nilai-nilai karakter yang kuat dan positif. Karena kehidupan nyata yang akan mereka hadapi beberapa tahun kedepan tantangannya lebih berat dari sekarang,” kata Sayed.

Sayed pun berpesan agar kepala sekolah bersama guru harus mau mencurahkan hati dan pikirannya demi proses pendidikan terbaik bagi para murid.

“Juga jangan lupa, mendidik adalah amanah yang luar biasa, pertanggungjawabannya tidak hanya di dunia, amal jariyahnya juga akan terus mengalir selama ilmu yang diberikan bermanfaat bagi anak-anak didiknya,” pungkas Sayed.