Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bupati Anas Gagas Ponpes Rehabilitasi Narkoba

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

para-santri-pondok-paaantran-darussalam-blokagung-manyambut-gembira-dalam-perayaan-hari-santri-nasional-kemarin

Ribuan Santri Pawai Keliling Kota

BANYUWANGI – Peringatan Hari Santri Nasional kali ini terasa spesial. Selain diramaikan dengan pawai ribuan santri  pagi kemarin (22/10), Bupati Abdullah Azwar Anas juga menggagas pendirian Pondok Pesantren (Ponpes) Rehabilitasi  Narkoba.

Rangkaian kegiatan peringatan Hari  Santri Nasional itu sudah berlangsung sejak pukul 07.00 pagi. Ribuan santri dari  seluruh penjuru Bumi Blambangan  berkumpul di kawasan Pendapa Sabha  Swagata Blambangan. Mereka siap kirab  ke jalan untuk memperingati Hari Santri Nasional yang tepat pada Sabtu Kliwon  kemarin.

Rombongan santri itu mulai berangkat dari halaman Stadion Diponegoro. Bupati Abdullah Azwar Anas bersama beberapa kepala SKPD, seperti Kepala Dinas Pendidikan Sulihtiyono, Kepala Dinas PU Pengairan Guntur Priambodo, Kepala Dinas Sosial Alam Sudrajat, dan beberapa kabag di lingkungan Sekretariat Pemkab Banyuwangi, terlihat membaur  menjadi rombongan pembuka.

Mereka tepat berada di belakang regu drum band sebagai barisan pembuka kirab. Agar para peserta semakin bersemangat, kirab juga dirangkai dengan jalan sehat berhadiah yang berakhir di depan Pendapa Sabha Swagata Blambangan. Tak pelak, jalanan kota Banyuwangi pun dipenuhi para santri berbaju putih dan sarung.

Serta santriwati  yang menggunakan seragam  warna-warni mewakili pesantren  masing-masing. Setiba di pendapa kabupaten, para santri tersebut langsung menggelar apel gembira yang  dipimpin Bupati Anas. Beberapa  pengurus cabang Nahdlatul  Ulama (PCNU) dan organisasi  di bawahnya terlihat duduk di  bangku tamu.

Tampak pula para pemimpin pondok pesantren, TNI, Polri, dan tokoh masyarakat. Dalam pidatonya, Bupati Anas menyampaikan bahwa acara itu dilakukan dalam rangka mengenang jasa para ulama dan kaum santri dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Anas menambahkan, Hari Santri Nasional harus menjadi momentum mengoptimalkan peran pesantren, termasuk meningkatkan ke pekaan para santri terhadap masalah sosial di masyarakat.  “Para santri punya peran strategis sejak zaman perjuangan meraih kemerdekaan. Resolusi Jihad  yang dicetuskan KH. Hasyim Asyari adalah bukti nyata kecintaan santri kepada bangsa. Hubul  wathan minal iman; membela tanah air sebagian dari iman,”  ujar bupati yang pernah menjadi ketua umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) tersebut.

Dalam kesempatan itu, Anas meminta agar kiai mengirimkan satu hingga tujuh pengasuh pondok pesantren untuk mengikuti pelatihan rehabilitasi narkoba. Sehingga, mempermudah pemkab melengkapi instruktur di dalam instrumen untuk mempersiapkan sarana rehabilitasi  narkoba.

Karena narkoba saat ini telah mengincar seluruh lini, termasuk pondok pesantren. Oleh karena itu, kata Anas, sudah saatnya pondok pesantren melakukan tes urine untuk para santri. “Tahun depan pemkab akan mendirikan rumah singgah  rehabilitasi narkoba yang nanti  bisa menjadi tempat rehabilitasi santri yang terjangkit narkoba.  Melalui pendekatan dan metode pendidikan pesantren, anak-anak yang terjangkit narkoba bisa  sembuh,” ujarnya.

Oleh karena itu, Bupati Anas meminta agar pondok pesantren terlibat dalam pondok mini  tersebut. Di Banyuwangi terdapat  289 pondok pesantren dengan  total santri sekitar 25.000 orang.  Sementara itu, Ketua Rabhitah  Maahid Islamiyah (RMI/Asosiasi Pondok Pesantren Banyuwangi), Ahmad Munib Syafaat, menambahkan, tugas santri tidak hanya  belajar tapi juga harus peka  terhadap lingkungan sekitar.

Pria  yang akrab disapa Gus Munib  itu mengakui saat ini narkoba telah masuk ke pesantren. Ada beberapa wali santri yang mengeluhkan pergaulan santri di luar  pondok. “Memang ada, tapi tidak banyak. Karena itu, mencegah
adalah langkah yang tepat,” kata  Gus Munib.

Dia juga mengatakan pernah melihat metode penyembuhan warga yang kecanduan narkoba dengan cara dicambuk sebanyak 40 kali. Hal itu menunjukkan  bahwa ajaran pondok menjadi metode yang tepat untuk diterapkan dalam merehabilitasi pecandu narkoba.

“Contohnya seperti itu. Di ilmu fikih bagi orang yang meminum khamr  harus dicambuk sebanyak 40  kali. Ternyata cara itu adalah kiat ampuh membuang kecanduan seseorang terhadap narkoba,” pungkasnya. (radar)