Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bupati Anas Sharing Strategi New Normal Pariwisata ke Ratusan Pelaku Wisata Jatim

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: banyuwangikab.go.id

BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memaparkan strategi pariwisata Banyuwangi di era normal baru dalam sebuah webinar yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Rabu (15/7/2020).

Dilansir dari banyuwangikab.go.id, dalam seminar online tersebut, Bupati Anas memaparkan bahwa basis utama pariwisata Banyuwangi saat ini adalah penerapan protokol kesehatan ketat di berbagai lini pariwisata.

Webinar yang diikuti lebih dari 300 pelaku pariwisata se-Jatim tersebut, dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jatim, Difi Ahmad Johansyah. Selain juga diikuti sejumlah perwakilan Bank Jatim se-Indonesia.

Dalam seminar tersebut, Anas memaparkan sejumlah konsep new normal pariwisata yang telah disiapkan oleh Banyuwangi. Persiapan new normal pariwisata di Banyuwangi dilakukan dengan memadukan teknologi dan kesehatan.

“Kepada para pengelola pariwisata, kami tekankan bahwa jualan kita tak lagi sekadar harga murah dan suguhan wisata yang indah. Namun, juga harus memenuhi protokol kesehatan dan keamanan,” papar Anas.

Sebelumnya, lanjut Anas, pihaknya juga melakukan konsolidasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama untuk untuk penerapan new normal dalam masyarakat. Tak ketinggalan, lanjut Anas, pemkab juga menggelar musyawarah online dengan ratusan pelaku wisata se-Banyuwangi

“Saat itu, kami mengajukan konsep wisata yang harus dipenuhi seluruh pelaku usaha pariwisata sebelum keran pariwisata dibuka. Bahwa pariwisata ke depan, tidak lagi sekedar menyajikan leisure, namun ke depan itu konsep wisatanya aman, bersih, dan sehat seperti yang dipandukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Harapannya, agar siapapun yang berwisata ke Banyuwangi bisa merasa aman dan nyaman,” jelasnya.

Konsolidasi dengan banyak pihak ini, kata Anas, mendapat apresiasi dari Presiden Jokowi.

“Saat kunjungan kerja ke Banyuwangi akhir Juni lalu, Presiden menilai Banyuwangi telah menyiapkan daerahnya menuju prakondisi normal baru berkat kolaborasi peran pemerintah daerah dan masyarakatnya. Tentunya, ini juga tak lepas dari arahan Ibu Gubernur agar penanganan covid menyinergiskan seluruh elemen masyarakat,” ujarnya

Sejumlah inovasi juga telah disiapkan oleh Banyuwangi. Di antaranya melakukan fasilitasi teknologi di sejumlah tempat wisata dan sarana pendukungnya.

“Untuk masuk destinasi apapun harus disiapkan secara online. Juga untuk mengatur kapasitas pengunjung,” terang Anas.

Banyuwangi, kata Anas, juga melakukan sertifikasi protokol kesehatan Covid-19 untuk seluruh destinasi wisata, hotel, homestay, dan kafe serta restoran hingga warung-warung rakyat. Semua yang telah lulus uji protokol ketat yang dijalankan dan disupervisi para ahli Dinas Kesehatan diberi sertifikat dan disajikan di aplikasi Banyuwangi Tourism.

”Ini memudahkan wisatawan, cari destinasi yang sehat mana nih, cari warung rakyat dengan protokol Covid-19 di mana, homestay mana yang seluruh prosesnya sudah memenuhi standar kesehatan, semua tersaji,” ujar Anas.

Meski sudah mendapatkan sticker tanda sertifikasi, bukan berarti pelaku usaha tidak dievaluasi. Gugus tugas Banyuwangi juga melakukan evaluasi dan memberi sanksi.

“Kami awali dengan sosialisasi sejak Juni lalu, yang diikuti dengan simulasi. Ternyata, dalam prakteknya ada yang tetap membandel. Seperti tidak ada pengaturan saat melayani, tidak menggunakan masker. Mereka kami evaluasi, pemiliknya kami ikutkan kelas pembinaan. Setelah paham, mereka baru kami ijinkan kembali melayani pembeli,” kata Anas.

Apa yang dilakukan Bupati Anas tersebut mendapat apresiasi dari Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jatim, Difi Ahmad Johansyah. Difi menilai apa yang dilakukan Banyuwangi merupakan angin segar untuk menggerakkan ekonomi daerah.

“Gagasan yang diungkapkan Bupati Anas menyuntikkan energi dan spirit baru bagi kami semua. Inovasi dan ide baru akhirnya kembali menjadi kunci untuk menggerakkan daerah,” pungkas Difi.