Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bupati Tanah Datar Sumatera Barat Boyong Camatnya Belajar Smart Kampung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Pelaksanaan Smart Kampung di desa-desa Banyuwangi menjadi inspirasi tersendiri bagi Bupati Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat, Irdinansyah Tarmizi. Irdinansyah memboyong seluruh camatnya untuk melihat langsung praktek penerapan pemerintahan desa pintar di Banyuwangi.

Sebanyak 14 camat dan kepala dinas teknis terkait di lingkungan kerja Pemkab Tanah Datar mengunjungi Banyuwangi selama dua hari. Saat diterima Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Lounge Pelayanan Publik, Kamis (9/8), Irdinansyah mengaku ingin belajar berbagai inovasi pelayanan publik di Banyuwangi. Khususnya, pengelolaan keuangan desa, upaya pemberdayaan desa, serta strategi pengentasan kemiskinan.

“Saya sudah lama mendengar penerapan e-government di Banyuwangi sangat bagus. Apalagi penerapan Smart Kampung di desa-desa. Kami ajak seluruh camat untuk belajar banyak hal dari sini, utamanya pengelolaan keuangan desa,” kata Irdinansyah.

Saat di Lounge, Irdinansyah diajak Bupati Anas berselancar ke berbagai program inovasi Banyuwangi dari layar komputer. Anas menunjukkan bagaimana program e-village budgeting (eVB) yang meningkatkan tata kelola keuangan desa, dan e-monitoring system (eMS) yang memantau perkembangan proyek fisik di desa.

“Sistem pengelolaan keuangan ini sangat bagus karena mengintegrasikan mulai perencanaan, tata kelola, hingga evaluasi keuangan daerah dengan memanfaatkan teknologi informasi. Tidak hanya pada level kabupaten, tapi juga ke desa. Saya sangat tertarik. Saya pastikan segera mengirim tim ke Banyuwangi untuk belajar lebih dalam tentang sistem ini,” puji Irdinansyah.

Selama di Banyuwangi, mereka juga mengunjungi Mal Pelayanan Publik, dan Desa Cerdas ‘Smart Kampung’ Taman Sari, Kecamatan Licin. “Smart Kampung ini tujuan utama kami karena menjadi payung pengembangan sebuah desa,” kata Irdinansyah.

Sementara itu, Bupati Anas menjelaskan melalui sistem pengelolaan keuangan desa berbasis IT tersebut, kontrol atas pemanfaatan dana desa bisa dilakukan setiap saat tanpa harus datang ke setiap desa, mengingat Banyuwangi adalah kabupaten terluas di Pulau Jawa. Jarak desa dan pusat kota di Banyuwangi sangat jauh dengan waktu tempuh bisa mencapai tiga jam.

“Dengan IT kinerja kami semakin efektif. Petugas bisa tahu progress pekerjaan hingga ke pelosok desa, lengkap dengan foto dan titik lokasinya tanpa harus keliling ke desa-desa, cukup dipantau melalui Google Map. Selain itu, sistem ini juga bisa menghindari ada proyek ganda atau fiktif,” terang Bupati Anas.

Anas menambahkan, seluruh sistem berbasis IT tersebut dapat diterapkan hingga ke tingkat desa lantaran hampir seluruh desa di Banyuwangi telah bertransformasi menjadi ‘Smart Kampung’. Yakni, sebuah prototype desa cerdas ala Banyuwangi yang mendorong pelayanan desa berbasis teknologi informasi (TI). Saat ini, 169 desa dari total 189 desa di Banyuwangi telah menjadi Smart Kampung dan dialiri fiber optic.

“Selain pengelolaan keuangan yang lebih efektif, dengan Smart Kampung secara bertahap administrasi cukup diselesaikan di desa. Misalnya, surat keterangan miskin (SPM) cukup diurus di kantor desa. Warga tidak perlu lagi menuju kantor kecamatan atau dinas terkait di pusat kota. Karena saat ini yang berjalan adalah datanya, bukan orangnya. Sehingga lebih efektif dan efisien,” kata Anas.

Selain itu, imbuh Anas, untuk mempercepat pelayanan di tingkat desa, dirinya telah mendelegasikan kewenangannya ke desa. Misalnya, pembenahan rumah tidak layak huni.

”Dulu itu harus bupati yang tanda tangani suratnya, sehingga rentangnya panjang. Sekarang cukup di tingkat desa. Inilah bagian dari upaya penguatan desa yang kami lakukan di Banyuwangi,” pungkasnya.