Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Butuh 850 Orang Guru Pembimbing Khusus

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi yang tahun lalu telah mendeklarasikan diri sebagai kabupaten inklusif yang mendukung pendidikan luar  biasa masih kekurangan guru. Namun, saat ini baru tersedia 175 Guru Pembimbing Khusus  (GPK) di beberapa sekolah di  Banyuwangi.

Butuh-850-Orang-Guru-Pembimbing-Khusus.

Padahal, dibutuhkan minimal 1.025 guru yang memiliki kemampuan mendidik siswa inklusif. Saat ini seluruh sekolah di Banyuwangi tidak diperbolehkan menolak siswa anak berkebutuhan  khusus (ABK), yang tentu harus  diimbangi keberadaan para guru.

Dengan jumlah di atas, setidaknya dibutuhkan kurang-lebih 850 GPK yang disebar di seluruh sekolah. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Hamami menerangkan, banyak sekolah yang kerepotan ketika menerima  murid ABK lantaran tidak  memiliki GPK.

Sehingga, kesannya ada sekolah yang  menghindar dan mengarahkan  ABK ke sekolah rujukan. Oleh karena itu, pria yang menjadi ketua kelompok kerja pendidikan  inklusif di Banyuwangi tersebut  mengupayakan beberapa hal, salah satunya mendiklat beberapa guru di sekolah agar memiliki  kemampuan mendidik ABK.

“Kita meminta guru yang mau  mengikuti diklat. Tentu mereka yang berminat sesuai hati nurani,  sabar, dan cinta anak-anak. Sementara ini karena dana kita terbatas. kita bekerja sama dengan BKD,” kata Hamami kemarin  (14/11).

Ada beberapa stimulus yang  dikeluarkan Dispendik bagi para  guru yang mau menja di GPK. Yang pertama terkait insentif sebesar Rp 3 juta per tahun yang   iambil dari APBD. Kemudian, ada penambahan enam jam per  minggu bagi guru-guru tersebut.

Sehingga, mereka yang memiliki  sertifikasi dan memerlukan target  mengajar 24 jam selama satu  minggu dapat memenuhi jam mengajar. “GPK yang ada adalah  guru reguler yang kita diklat,  sehingga jadi GPK, karena butuh  dana dan waktu untuk merekrut guru baru,” terangnya.

Hamami mengatakan, Dispendik bekerja sama dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk memperoleh GPK  baru. Caranya, menambahkan  dua semester bagi mahasiswa  fakultas Ilmu Pendidikan agar  memiliki kemampuan mengajar ABK. (radar)