Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Cegah Kebocoran, Soal Unas Digembok Ganda

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Anggota-Polres-Banyuwangi-bersama-Kasi-SMP-SMA-Dinas-Pendidikan-Banyuwangi,-Sutikno,-memeriksa-kelengkapan-naskah-di-aula-Dhira-Brata-Mapolres-Banyuwangi-Kemarin.

Masih Disegel, Sabtu Didistribusikan ke Rayon

BANYUWANGI – Ratusan boks berisi naskah ujian nasional (unas) tingkat SMP/MTS kemarin sudah tersimpan rapi di ruang aula Mapolres Banyuwangi. Sabtu besok (7/5) naskah tersebut akan didistribusikan ke masing-masing rayon sebelum digunakan siswa untuk unas.

Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono, melalui Kasi SMP/SMA, Sutikno, mengatakan naskah sudah berada di polres sejak Senin (2/5) kemarin. Ada sekitar 401 naskah yang akan digunakan 167 lembaga SMP, 94 lembaga MTs, 7 SMPLB, dan 22 Kejar Paket B.

Soal tersebut terdiri atas mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, dan IPA. Kemudian, sehari setelahnya para ketua sub rayon dan kepala sekolah langsung datang untuk memeriksa langsung kondisi dan jumlah map di dalam boks.

Kondisi seluruh naskah saat tiba, menurut Sutikno, masih dalam keadaan tersegel. Masing-masing naskah sudah ada tulisan nama sekolah. “Ada empat macam amplop di dalam boks. Amplop-amplop itu ada yang berisi 5 soal, 10 soal, 15 soal, dan 20 soal. Nanti tinggal disesuaikan jumlah siswanya,” terang Sutikno.

Secara keseluruhan proses pendistribusian soal unas, menurut Sutikno, sama dengan tahun sebelumnya. Sebelum soal diantar ke sekolah, naskah terlebih dahulu disimpan di Polsek. Kemudian, pengamanan dilakukan secara ganda, yaitu ada dua gembok yang dipasang di pintu ruangan soal.

Satu gembok dikunci polisi dan satu gembok lagi dipegang pihak sub rayon. Yang berbeda adalah adanya berita acara untuk kelengkapan naskah. Jadi, jumlah lembar jawaban dan soal harus sesuai jumlah yang ada.

“Yang beda cuma berita acara naskah. Jadi, kalau nanti ada lembar jawaban yang sobek atau apa, kita juga harus tulis. Bukan cuma absen siswa,” terangnya. Sementara itu, jumlah total peserta unas SMP dan MTs tahun ini berdasar data Dinas Pendidikan bertambah dari 22.925 peserta pada tahun 2015 menjadi 26.305.

Jadi jumlah peserta secara total bertambah 3.380 siswa. Sutikno menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan jumlah peserta tahun ini meningkat daripada tahun sebelumnya. Yang pertama adalah minat belajar siswa yang semakin meningkat karena banyak program pendidikan yang memudahkan siswa memperoleh akses pendidikan.

Yang kedua adalah banyaknya siswa luar kota yang mulai tertarik bersekolah di Banyuwangi, sehingga dengan cepat meningkatkan jumlah peserta ujian nasional di tingkat SMP dan MTs. Tahun ini seluruh SMP di Banyuwangi masih menggunakan ujian berbasis kertas.

Tahun depan dirinya berharap di beberapa SMP di Banyuwangi mulai menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer. “Tahun ini sebenarnya sudah ada yang mau mengadakan UNBK, tapi ada persiapan yang kurang. Jadi, tahun depan kita coba siapkan lima sekolah untuk melaksanakan unas dengan komputer. Supaya bisa menghemat biaya dan mempermudah pelaksanaan” pungkasnya. (radar)