Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Cetak Duta Lapas, Rilis Dua Album

DUTA LAPAS: Kalapas bersama istri foto bareng Duta Lapas 2012 dan para finalis.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
DUTA LAPAS: Kalapas bersama istri foto bareng Duta Lapas 2012 dan para finalis.

Hari Ini Syukuran Hari Bhakti Pemasyarakatan Ke-48

LEMBAGA Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Banyuwangi di bawah komando Kalapas Krismono, BC. IP, SH telah melakukan berbagai bentuk pembinaan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Pembinaan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) dilaksanakan melalui pembinaan mental spiritual Islam dan Nasrani. Bahkan, saat ini sedang ditulis Alquran terbesar sedunia untuk kelas Lapas oleh seorang WBP.

Untuk mengasah kesadaran berbangsa dan bernegara dilaksanakan Apel Kesadaran Nasional, Kepramukaan, serta upacara hari besar nasional. Pembinaan intelektual melalui program kejar paket, dan kegiatan kursus lainnya. Kesehatan jasmani dan rohani juga dibina melalui kegiatan senam pagi
dan olahraga lain. Tak ketinggalan, pembinaan kesadaran hukum melalui kegiatan penyuluhan hukum.

Re-integrasi sehat dengan masyarakat dilakukan melalui program Cuti Bersyarat (CB), Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK), Cuti Menjelang Bebas (CMB), Asimilasi dan Pembebasan Bersyarat (PB). Keterampilan kerja dan produksi diajarkan melalui latihan kerja handicraft, pembuatan paving block, teknik las, pertukangan kayu dan meubeler, elektronika industri, serta bengkel bubut.

Pengelolaan dan budidaya ikan koi, perbengkelan mobil dan sepeda motor, seni batik Blambangan, menjahit, tata rias, dan tata boga. Yang membanggakan,  pembinaan keterampilan seni telah berhasil mencetak Duta Lapas dan Kapook Band, yang telah memproduksi dua album. Sedangkan, pembinaan keterampilan seni tulis telah mencatak buku berjudul “48 Kisah Jeruji” .

Buku tersebut bercerita tentang perjalanan 48 warga binaan, baik sebelum mendapat pidana maupun setelah dipidana. Lapas juga memiliki tim kreatif, yang beranggotakan warga binaan, yang mampu menerbitkan Majalah Lapas Banyuwangi. Isi majalah itu tentang profil dan kegiatan pembinaan di Lapas.

Lapas Kelas IIB Banyuwangi berlokasi di Jalan Letkol Istiqlah No. 59, kode pos
68422, telepon 0333 424737.Bangunan peninggalan Belanda itu didirikan pada tahun 1917. Berdasarkan Sertifikat No: 2702/1982, a/n. Pemegang hak adalah Departemen Kehakiman RI, Cq. Direktorat Jendral Pemasyarakatan Wilayah VII Surabaya. Luas tanah 11.560 meter persegi dengan luas bangunan 2.704 meter persegi.

Bangunan terdiri dari perkantoran, blok hunian, perbengkelan, rumah sakit Lapas, masjid, dan aula. Ada juga sarana olahraga, seperti lapangan untuk voli, basket, tennis lapangan, futsal, bulutangkis, dan tenis meja. Bahkan, ada areal untuk pertamanan. Sebenarnya kapasitas tampungnya hanya 167 orang. Namun, saat ini berpenghuni rata-rata 712 orang.

Mereka terdiri dari narapidana dan tahanan, yang menempati delapan blok dan   55 kamar yang ada. Visi Lapas adalah mewujudkan tata kehidupan yang tertib, aman dan nyaman. Selain itu, pulihnya kesatuan hidup, kehidupan dan penghidupan WBP sebagai makhluk pribadi, sosial, dan makhluk Tuhan YME. Sedangkan misi Lapas adalah melaksanakan pembinaan kemandirian WBP, yang lebih aplikatif di masyarakat.

Melaksanakan pembinaan kepribadian agar WBP menyadari kesalahan dan tidak mengulangi pelanggaran hukum lagi. Selain itu, melakukan kegiatan pengamanan dan menjalin kemitraan dengan instansi terkait. Lapas melakukan pembinaan berlandaskan motto “Memotivasi, Membimbing, Melayani, Mengasihi, dan Mengasuh”.

Sedangkan motto pelayanannya adalah “Cepat, Tepat, Mudah, Ramah”. Etos kerja juga menjadi pedoman, yakni “Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas, dan Kerja Tuntas”. Kebijakan mutu mendapatkan perhatian serius. Lapas Banyuwangi berkomitmen melaksanakan reformasi birokrasi dan sistem manajemen mutu. Tujuannya, dalam rangka peningkatan pembinaan WBP dan perbaikan pelayanan secara berkesinambungan.

Melalui penerapan sistem manajemen mutu secara konsisten dan terpadu serta berdasarkan Audit Surveillance pada 29 Februari 2012 lalu, Lapas Banyuwangi sudah menyandang predikat standar pelayanan ISO- 9001:2008. Nah, dalam implementasinya standar pelayanan di Lapas selalu mengacu pada asas pembinaan WBP. Di antaranya, asas pengayoman. Asas pemahaman bahwa penjatuhan pidana bukanlah dendam negara.

Negara tidak berhak membuat lebih buruk atau lebih jahat sebelum dijatuhi pidana. Selain itu, asas persamaan perlakuan dan pelayanan. Asas lainnya adalah pendidikan, pembimbingan, serta penghormatan harkat dan martabat manusia. Lapas juga memperhatikan asas kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan. Kemudian, asas terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orang-orang tertentu. Dan terakhir, tersedianya fasilitas fungsi rehabilitatif, korektif, edukatif, dan integratif.

 Bagaimana dengan pelayanan perawatan kesehatan dan makan-minum di dalam Lapas? Perawatan kesehatan yang diberikan meliputi konsultasi kesehatan, pemeriksaan kesehatan, tes laboratorium, pengobatan, rawat inap, pemeriksaan gigi, dan konsultasi psikologi. Sedangkan pelayanan makan-minum dengan pemenuhan standar gizi dilaksanakan tiga kali sehari dengan sistem  packing  dengan siklus menu sepuluh hari.Bahkan, ada pelayanan program HIV-AIDS dan TB, yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan.(radar)