Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Cuaca Buruk, Sakit Mata Meluas

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Sebulan, 677 Pasien Berobat ke Poli Mata

BANYUWANGI – Fenomena penularan penyakit mata meningkat dalam satu bulan terakhir. Hingga kemarin (28/12), tercatat 677 pasien penyakit mata berobat di Poli Mata RSUD Blambangan. Kondisi cuaca dianggap menjadi salah satu faktor yang menyebabkan cepatnya penyebaran penyakit mata (beleken).

Ditambah lagi, beberapa apotek di kota Banyuwangi nyaris kehabisan stok obat mata dikarenakan tingginya pembelian obat tersebut. Seperti yang terlihat di salah satu apotek di Jalan A Yani Banyuwangi, kemarin. Menurut Riri, salah satu apoteker yang bertugas di tempat itu, pembelian obat sakit mata dalam sebulan terakhir mencapai 50 buah per hari. Padahal biasanya pembelian maksimal tiap hari hanya mencapai 10 buah.

Cukup banyaknya  pembeli yang mencari obat tetes mata-baik yang menggunakan resep maupun obat umum- sempat membuat apotek tempatnya bekerja kehabisan stok. “Tidak hanya di sini saja, beberapa apotek lain juga sama. Rata-rata yang membeli ini untuk digunakan pada pasien anak-anak,”  ujar wanita berhijab itu.

Penuturan serupa diungkapkan oleh Asri Wijayanti, pemilik Apotek Cinta Bina Sehat yang beralamat di Jalan S Parman 85, Pakis,  Banyuwangi. Menurut Asri, kekurangan stok obat mata berlangsung sejak Sabtu lalu (24/12). “Sekarang sudah normal, stok obat mata tersedia lagi. Dalam sehari bisa 20 obat mata terjual.  Tingginya permintaan karena penderita sakit mata meningkat,’’   ungkap Asri.

Dokter Spesialis mata RSUD Blambangan, Unu Heru Siswojo, Sp.M menambahkan, dalam sebulan terakhir memang terjadi  peningkatan jumlah pasien mata. Jika biasanya dirinya hanya menangani satu sampai dua pasien per hari, kali ini jumlah pasien yang berobat mencapai 15 orang per hari.

“Pasien didominasi usia anak-anak,’’ kata Unu. Sebagian besar mereka yang menderita sakit mata diakibatkan penyebaran virus. Dimana orang  bisa tertular karena bersinggungan dengan orang yang menderita sakit mata atau terpapar oleh  orang yang mengidap virus  tertentu seperti influensa.

Saat ini, lanjut Unu, infeksi karena virus cenderung meningkat. Bisa karena lingkungan, bisa juga dari orang yang terkena influensa lalu terpapar virusnya. “Bisa juga dari bersin orang yang terkena batuk pilek, handuk yang digunakan bersama atau bantal,”  terang Unu.

Rata-rata, pasien yang datang  ke tempatnya memiliki keterikatan dengan pasien lainnya. Ada anak sekolah yang masih satu kelas atau orang tua yang  tertular dari anaknya atau adik  yang tertular dari kakaknya. “Beberapa hari lalu ada yang datang lima orang sekaligus.  Ternyata mereka ini satu kelas sekolahnya. Sakit mata ini bisa disebarkan oleh virus, bakteri  atau jamur. Tapi untuk kali ini lebih karena virus,” imbuhnya.

Selain itu, Unu juga menyarankan mereka yang terkena sakit  mata untuk segera memeriksakan  diri baik ke klinik maupun rumah sakit. Karena jika dibiarkan, sakit mata karena virus bisa berdampak  menjadi pradangan atau infeksi yang berujung pada ulkus kornea (luka pada kornea) yang dapat menjadi penyebab kebutaan.

Yang terpenting adalah menjaga kebersihan. Kemudian hindari  mereka yang sakit mata. Terakhir jika sudah tertular, lebih baik periksa ke dokter mata. Jangan asal beli obat mata. “Jika terlanjur beli, hindari obat mata yang memililki kandungan steroid sepertu Cendo Xitrol. Karena bisa berdampak pada penyakit  Glaukoma untuk mata,”   imbaunya.

Sementara itu, salah satu pasien yang ditemui Jawa Pos Radar  Banyuwangi, Rahma, 34, mengatakan jika dirinya tertular sakit  mata usai bertemu dengan beberapa keponakannya yang sedang liburan sekolah. “Salah satu ada yang sakit mata, setelah pulang ke rumah, kok matanya gak enak.  Ternyata tertular,” ujar wanita asal Sukowidi itu. (radar)