Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Curah Hujan Tinggi, Bawang Merah Busuk

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

MUNCAR – Para petani bawang merah di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, mulai mengeluh dengan tanamannya yang mulai membusuk. Itu karena curah hujan  di Banyuwangi Selatan yang cukup tinggi. Salah seorang petani bawang  merah, Muklis, 40, mengatakan  tanaman bawang merah yang dirawat sudah terlihat membusuk.

Itu tampak pada bagian bonggol bawang. Selain itu, daun juga mulai layu. “Tanaman masih berumur sepuluh hari, ini sangat rentan membusuk jika terus terkena hujan,” katanya. Agar tanamannya bisa aman, Muklis mengaku harus semakin rajin melakukan perawatan. Itu  dengan memeriksa tanaman dan  melakukan penyemprotan.

“Kalau ada tanaman yang layu segera dicabut agar tidak menular ke lainnya,” ujarnya. Tanaman bawang merah, terang dia, merupakan salah satu jenis  tanaman yang tidak tahan terhadap  air dalam jumlah banyak. Makanya,  jelas dia, suplai air harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

“Air tidak boleh banyak,” ungkapnya. Curah hujan yang tinggi, ternyata  memicu anjloknya harga bawah merah di tingkat petani. Saat ini, har ga bawang merah di petani itu  hanya Rp 15 ribu per kilogram.  Padahal sebelumnya, harga bawang  merah itu sempat mencapai Rp  30 ribu per kilogramnya.

“Harga terus turun,” terangnya. Petani bawang merah lainnya, Lauhin, 45, mengaku baru memanen tanaman bawang merah. Saat  ini, bawang merah miliknya itu  di simpan dalam gubuk agar terlindung dari hujan. “Kita amankan  dulu,” katanya.

Lauhin menyebut hujan yang masih sering terjadi, berpengaruh terhadap kondisi bawang merah. Sebab, saat disimpan malah membusuk. “Kalau  bonggol bawang busuk, tentu harganya  jadi anjlok,” ujarnya. Pada masa nenek moyangnya, jelas dia, bila panen bawang merah  di musim penghujan selalu di simpan  di atas langit-langit dapur yang terbuat dari bambu (pogo).

Itu dilakukan agar bawang mendapatkan hangat dari perapian tungku. Tapi, kini masyarakat sudah tak lagi menggunakan tungku sebagai  perapian dalam memasak. Dengan hilangnya tungku kayu bakar itu, maka bawang merah hasil panen  tidak bisa dihangatkan di atas tungku  perapian kayu bakar. (radar)