Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Curanmor Marak, Warga Banyuwangi Resah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

 

Beraksi Jelang Subuh, Sasaran Motor di Teras

BANYUWANGI – Aksi pencurian kendaraan bermotor (curanmnor) kembali marak. Sasarannya adalah sepeda motor warga yang diparkir  di dalam rumah. Dalam dua pekan terakhir, tercatat ada enam aksi curanmor di  wilayah Glagah dan satu kejadian di kota Banyuwangi.

Maraknya aksi curanmor ini membuat resah warga. Sebab, dari rangkaian curanmor itu,  tak satu pun ada pelakunya yang tertangkap. Kawanan spesialis curanmor ini dimungkinkan masih akan mencari mangsa ke lokasi lain. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi menyebutkan, sasaran yang diincar pen curi adalah sepeda motor yang diparkir di dalam rumah pada malam hari.

Fatah Yasin menunjukkan lokasi hilangnya sepeda motor saat diparkir di dalam rumahnya di Jalan Rinjani, Kelurahan Singotrunan, Banyuwangi. kemarin.

Seperti yang dialami oleh Fatah Yasin, 55, warga Jalan Rinjani No 79 RT04/RW03 Kelurahan Singotrunan, Banyuwangi. Budayawan Banyuwangi itu mengaku  kehilangan sepeda motor Honda Beat warna merah dengan nomor polisi  P 3179 YI.

Saat kejadian, kendaraan roda dua itu diparkir di teras rumah, Kamis (2/2). Apesnya, STNK motor matic milik pengurus Dewan Kesenian Blambangan (DKB) itu  ikut raib karena STNK disimpan di dalam jok motor. Hilangnya sepeda motor Fatah  Yasin baru diketahui pukul 07.00.

Diceritakan, sebelum hilang, sepeda motornya dipakai oleh saudaranya bernama Atim untuk keluar rumah. Nah, sekitar pukul 22.30, Atim pun tiba lagi di rumah Fatah Yasin dan memarkirnya di teras  rumah bersama dua motor lainnya.

Motor yang diparkir di teras rumah sudah terkunci setir dan penutup kunci juga dalam kondisi tertutup. Fatah Yasin dan Atim pun beristirahat malam itu. Namun, pagar rumahnya tidak dibiarkan terbuka lebar begitu saja. Pagi hari pukul 07.00, saat Atim  hendak menggunakan sepeda motor, ternyata Honda Beat warna merah itu sudah tidak ada di  tempat.

Awalnya Atim mengira kalau motor itu dipakai oleh Fatah Yasin, namun ternyata si pemilik motor tidak menggunakan. ”Saya bangun pukul 05.00 mengantar istri ke pasar, sepeda motor saya sudah tidak ada di teras. Tapi waktu itu saya tidak curiga kalau kemalingan, hanya berpikiran paling  motor saya dibawa Atim,” ungkap  Fatah Yasin.  Setelah Atim dan Fatah Yasin saling mengkroscek, akhirnya keduanya sadar menjadi korban curanmor.

”Saya langsung laporan pagi itu ke Polsek Banyuwangi. Kami juga ada sedikit teledor tidak menutup pagar rumah malam itu. Saat kejadian kondisinya sedang hujan disertai angin. Subuh saya sempat mendengar suara gaduh, tapi saya hanya curiga kalau itu suara angin dan hujan,” tandasnya.

Akibat hilangnya sepeda motor miliknya, Fatah Yasin mengaku menderita kerugian Rp 13,5 juta. Beruntung, sepeda motor yang hilang adalah kreditan sehingga masih memungkinkan untuk mendapatkan asuransi. ”Ini masih  ngurus persyaratan asuransi.  Padahal cicilan motor saya tinggal  tiga bulan lagi, tapi sudah diambil maling dulu. Mudah-mudahan  polisi bisa cepat menemui pelakunya karena ini sangat meresahkan warga,” harapnya.

Pelaku curanmor tidak hanya beraksi di wilayah kota Banyuwangi. Di wilayah Glagah ternyata lebih banyak korbannya. Salah satunya dialami Sugianto, 38, warga Perumahan Graha Blambangan Blok F, Lingkungan Sukorojo. Dia mengaku kehilangan sepeda motornya pada Senin lalu (30/1).

Modusnya pun sama. Sepeda motor diparkir di dalam rumah dan hilang waktu subuh. Sugianto menceritakan, sepeda motor Honda Beat warna hitam dengan nomor polisi P 3982 VH diketahui hilang pukul 05.00. Padahal saat dia bangun sekitar pukul 03.00, sepeda motornya masih terlihat di teras rumah.

”Kemungkinan dicurinya setelah pukul 03.00. Sepeda motor saya sudah terkunci setir saat parkir di teras rumah, kondisi pagar rumah  juga tertutup, tapi tidak saya kunci pagar rumah saya,” terang Sugianto. Dia menambahkan, ternyata di lingkungannya tidak hanya dia saja yang menjadi korban curanmor.

Dalam dua pekan terakhir, tetangganya juga banyak yang menjadi korban curanmor. Modusnya pun hampir sama, hilang saat  waktu subuh tiba. ”Di lingkungan Sukorojo dan Watubuncul ini ada sekitar enam orang yang kehilangan motor. Semuanya sudah dilaporkan ke polsek tapi hingga saat ini masih belum ada tanda-tanda ditemukan unit sepeda saya dan siapa  pelakunya. Ini meresahkan warga,”  jelas pegawai Perhutani ini.

Sementara itu, Kapolsek Banyuwangi AKP Ali Masduki juga tidak menampik di wilayah hukum kecamatan Banyuwangi telah dilaporkan ada kehilangan sepeda motor.  Saat ini pihaknya masih melakukan pengejaran terkait siapa pelaku  maling motor ini.

”Indikasi sementara pelaku ini maling-maling lokal yang memiliki jaringan dari luar kota,  tapi perlu kami dalami lagi. Semua laporan kehilangan pasti kami telusuri sampai pelakunya kami tangkap,” tegasnya. Menanggapi maraknya maling sepeda motor di Banyuwangi ini, Ali Masduki meminta masyarakat lebih hati-hati kalau menyimpan  kendaraan di dalam rumah.

Masyarakat juga diminta untuk tidak sembarangan memarkir kendaraannya. Meski terlihat aman, namun  tentunya pelaku pencurian selalu mengambil celah untuk bisa mengambil motor yang diparkir di  halaman rumah. ”Pastikan kendaraan di dalam rumah. Kalau di  luar rumah, pastikan pintu pagar  terkunci dengan rapat. Jangan biasakan menaruh STNK di dalam jok  sepeda mtor karena itu bisa menyulitkan proses pencarian jika motor  kita dicuri,” pungkasnya. (radar)