Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Daftar Pilkades dengan Jalan Kaki

Muhbiruddin (kuning) didampingi para pendukung menuju sekretariat Pilkades di Kantor Desa-Kecamatan Blimbingsari, Sabtu (9-9).
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Muhbiruddin (kuning) didampingi para pendukung menuju sekretariat Pilkades di Kantor Desa-Kecamatan Blimbingsari, Sabtu (9-9).

BLIMBINGSARI – Para calon kepala desa (Cakades), mulai mengembalikan formulirnya. Muhbiruddin, 47, asal Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Blimbingsari, mendaftar ke sekretariat pemilihan kepala desa (pilkades) yang ada di desanya, Sabtu (9/9).

Yang menarik, Muhbiruddin datang ke sekretariat pilkades yang berjarak sekitar 300 meter itu dengan jalan kaki yang diikuti puluhan pendukung dan warga. “Pak Muhbiruddin ini pendaftar pertama yang mengembalikan berkas,” cetus Hariri, panitia Pilkades Blimbingsari.

Usai mengembalikan berkas ke panitia pilkades, Muhbiruddin mengaku sengaja mendaftar pada Sabtu karena dianggap hari baik. Dan tanggal itu, juga istimewa. Selain itu, saat menuju ke sekretariat sengaja jalan kaki agar bisa bersama dengan pendukung dan tetangganya. “Ini pas tanggal 9-9, itu bagus dan istimewa,” ucapnya.

Pria yang kesehariannya sebagai eksportir ikan hias itu mengaku sengaja mendaftar dalam pilkades karena panggilan jiwa untuk memajukan desanya. Saat ini layanan kesehatan dan pendidikan di Desa Blimbingsari masih perlu dimajukan.

“Kita ini belum punya mobil kesehatan dan fasilitas pendidikan, di Desa Blimbingsari harus ada SMP, itu untuk mengimbangi bandara,” jelas ayah tiga putra itu. Muhbiruddin menyebut Desa Blimbingsari sebagai lokasi bandara, saat ini masih mengalami ketimpangan soal, terutama lapangan pekerjaan. Warga yang terlibat dalam kegiatan di bandara, itu tidak lebih dari 20 persen.

“Blimbingsan itu satu-satunya desa yang punya bandara. tapi pemerintah desa belum bisa memanfaatkan.” cetusnya.

Masyarakat yang yang ada di desanya, lanjut dia, memiliki kegiatan wirausaha yang masih tergantung kepada rentenir. Ke depan, dia berharap seluruh permodalan bisa dilakukan oleh desa melalui badan usaha milik desa (Bumdes) yang dikelola secara profesional.

“Masyarakat kita butuh modal, bagaimana desa bisa membantu. Kita akan dirikan Bumdes, itu jawabannya,” ucap suami Mahmudah itu. (radar)