KERUGIAN akibat luapan air Sungai Wagud yang melanda Desa Tapanrejo, Desa Kedungrejo, dan Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, masih belum bisa diketahui. Di samping air masih menggenang, hingga kemarin sore (8/6) petugas masih melakukan pendataan.
Banjir yang merendam ratusan rumah penduduk itu menyebabkan sejumlah infrastruktur rusak berat. Itu seperti separo badan jalan di Dusun Tratas, Desa Kedungringin, ambrol akibat tergerus air. Proyek irigasi yang baru selesai dibangun di Dusun Krajan, Desa Kedungringin, juga hancur.
“Proyek irigasi itu baru dibangun seminggu lalu,” cetus Mujaini, kepala Dusun Krajan, Desa Kedungringin, Muncar. Badan jalan di depan lapangan sepak bola Desa Kedungrejo juga hancur sepanjang dua meter. Aspal di jalan raya itu mengelupas dan hanyut terbawa banjir. “Pasar Tratas dan SD juga terendam,” terangnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi, Kusiyadi, mengaku belum bisa menaksir kerugian akibat banjir itu. Saat ini pihaknya masih mendata jumlah kepala keluarga (KK) yang terendam banjir di tiga desa itu.
“Kemungkinan besok (hari ini) baru bisa kita rilis,” ujarnya saat dihubungi via telepon seluler kemarin petang (8/6). Kusiyadi menyebut bersama pemerintah desa dan kecamatan, pihaknya masih terus melakukan pendataan jumlah rumah milik warga yang terendam banjir, termasuk kerugian yang ditimbulkan akibat bencana tersebut.
“Kita data bareng,” katanya. Sementara itu, berdasar data yang dirilis Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (Disperhutbun) Kabupaten Banyuwangi, banjir itu merendam 108 hektare sawah di tiga desa, yakni Desa Blambangan, Desa Kedungrejo, dan Kedungringin.
“Paling parah di Desa Kedungringin,” ujar Kepala Disperhutbun, Ikrori Hudanto. Dari 108 hektare sawah yang terendam banjir itu, terang dia, di Desa Blambangan 5 hektare, Desa Kedungrejo 22 hektare, dan Desa Kedungringin 81 hektare.
Dari luas sawah yang terendam itu, 62 hektare tanaman padi, 22 hektare tanaman kedelai, 15 hektare tanaman jagung, 3 hektare tanaman melon, 4 hektare tanaman buah naga, dan 2 hektare tanaman jeruk. Tidak hanya merusak lahan pertanian, banjir juga menghanyutkan puluhan perahu milik nelayan di tepi pantai dan sekitar Sungai Wagud.
Berdasar data petugas perikanan Muncar, ada sekitar 20 perahu nelayan yang dilaporkan tenggelam dan hanyut dibawa banjir. Dari 20 perahu itu, 5 perahu milik nelayan Dusun Kalimoro, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, dan 15 perahu lain milik nelayan Dusun Tratas, Desa Kedungringin.
“Jumlah persisnya masih terus kita data, kemungkinan akan bertambah,” ujar Abidin, petugas perikanan Muncar. Bukan hanya itu, banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Muncar itu juga menyebabkan kerugian bagi sejumlah budidaya ikan tawar.
Salah satunya Lukoni, 40, warga Dusun Krajan, Desa Kedungrejo. Kolam ikan air tawar yang berisi 250 ribu benih ikan lele, ikan gurami, dan ikan nila, siap panen hanyut dibawa banjir. “Semua ludes tak tersisa. Kerugian sekitar Rp 30 juta,” ungkapnya. (radar)