Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Demam Batu Akik Mereda, Omzet Perajin Emas Menurun

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

KALIBARU – Akibat demam batu akik yang sudah mulai mereda, omzet perajin cincin yang banyak mangkal di Pasar Kalibaru, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru kini terus menurun.

Saat ini perajin emas hanya hanya mengerjakan barang yang rusak saja. “Dulu pesanan sangat banyak, sejak awal 2018 sangat sepi sekali,” terang Hendri, 43, salah satu perajin emas di Pasar Kalibaru, Desa Kalibaru Wetan.

Saat pesanan itu sangat banyak, Hendri mengaku sampai kewalahan. Tapi kali ini, dalam satu pekan hanya melayani beberapa pelanggan saja. “Dulu dalam sehari bisa dapat lima pesanan cicin, tapi sekarang sehari hanya satu pesanan Cicin,” ujarnya.

Permintaan pembuatan cincin, jelas dia, dulu paling banyak dari para penghobi batu akik. Karena sekarang demam batu akik sudah sepi, maka pesanan cincin juga sepi. “Sekarang hanya mengerjakan perhiasan yang rusak, seperti menyambung kalung yang putus dan menyambung cincin yang patah,” ungkapnya.

Selama ini, jelas dia, pemesanan lebih banyak dari perorangan dan toko emas, biasanya untuk membuat cincin kawin calon pengantin. Mengenai upah, dilihat banyak sedikitnya pesanan dan tergantung tingkat kesulitan pengerjaannya.

“Ongkos tergantung dari banyak dan sedikitnya bahan yang dikerjakan dan tingkat kesulitan, rata-rata Rp 5.000 hingga Rp 35 ribu per batang,” katanya seraya menyebut sehari mampu menyelesaikan cincin polos dan kalung rata-rata 10 buah,” terangnya sembari membakar emas batangan yang menyerupai kawat itu.

Perajin emas lainnya, Sunarto mengatakan kendala yang dihadapi itu kekurangan permodalan dan peralatan yang digunakan. Selama ini, yang dipakai masih minim dan terlalu sederhana.

“Modal kecil dan peralatan masih manual, untuk mengejar karya pabrikan masih sulit,” cetusnya.