Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Didenda Rp 100 Juta, Sidang Baori Batal

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
PSBK vs Persewangi di Stadion Kanjuruhan, Malang

Persewangi FC Merasa Dizalimi

BANYUWANGI – Apes benar nasib Persewangi FC. Usai dianulir kelolosannya ke babak play-off, kemudian kalah dalam playy-off khusus, kini Persewangi FC masih harus menanggung denda besar yang dibebankan oleh PSSI. Akibat dianggap tidak bermain fair pada pertandingan play-off khusus melawan PSBK, Persewangi dikenai denda sebesar Rp 100 juta.

Hal itu berdasarkan surat bernomor 188/L2/SK/KD-PSSl/X/2017 yang dikeluarkan Komdis PSSI dengan memberikan denda sebesar 100 juta kepada Persewangi atas tindakan klub tersebut yang dianggap tidak bermain fair play. Namun, Persewangi masih diberi hak untuk melakukan banding atas keputusan tersebut.

Nasib sial Persewangi ini juga diperparah dengan pembatalan sidang dari Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) yang seharusnya diselenggarakan Rabu (11/10) pagi.

BAORI membatalkan sidang yang semestinya dapat menjadi kesempatan terakhir Persewangi untuk mempertahankan kesempatan bertahan di Liga 2, setelah PSBK mencabut surat permohonan penyelesaian sengketa. Dengan munculnya surat tersebut, praktis kesempatan Persewangi FC untuk bertahan di Liga 2 sudah benar-benar hangus.

Manajemen Persewangi FC sendiri sementara ini masih engan berkomentar banyak. Karena sejak awal mereka sudah bisa melihat upaya- upaya pihak yang ingin megganjial langkah Persewangi. Mulai dari diputuskannya play-off khusus, hingga kepemimpinan wasit selama pertandingan yang dianggap condong ke PSBK Blitar.

“Kita masib memikirkann bagaimana langkah selanjutnya,” ujar Manajer Persewangi Hari Wijaya.

Pertandingan ulangan melawan PSBK sendiri yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan berdasarkan laporan manajemen Persewangi memang berlangsung panas sejak awal. Bahkan, pemain Persewangi enggan berjabat tangan dari awal pertandingan.

Karena melihat laga yang mereka mainkan bukan pertandingan yang jelas. Apalagi, para pemain dari awal tidak menyiapkan pertandingan melawan PSBK. Saat pertandingan baru berjalan beberapa menit, pelanggaran keras antarpemain pun terjadi.

Hal itu berbuntut dengan dua kartu merah yang diberikan wasit Suhardiyanto kepada gelandang Persewangi Didik Ariyanto dan pemain PSBK Aditya Wahyudi. Di menit ke-17 kartu merah kembali diberikan oleh wasit berkepala plontos itu kepada pemain Persewangi Decky Rolias.

Hal itu pun sempat memancing emosi para pemain Persewangi. Sebab, mereka menganggap banyak pelanggaran dari pemain PSBK yang lolos dari perhatian wasit.

Pertandingan sempat dihentikan selama 30 menit karena para pemain persewangi melepas jersey sebagai bentuk protes. Setelah terjadi perbincangan antara kapten kedua tim, wasit, dan manajer, kedua tim akhirnya kembali melanjutkan pertandingan.

Persewangi sempat meminta pergantian wasit, namun hal tersebut tidak dipenuhi. Setelah pertandingan berjalan di menit 69, PSBK berhasil mencetak gol ke gawang Persewangi. Namun, di menit 84, pertandingan kembali harus terhenti setelah sebuah pelanggaran keras terhadap pemain Persewangi terjadi di kotak penalti PSBK.

Sayangnya, wasit tidak memberikan sanksi pelanggaran, sehingga kembali menimbulkan protes dari para pemain. Wasit tersebut kemudian memilih meninggalkan lapangan dengan alasan merasa terancam.

Hal ini pun semakin memantik amarah tim Persewangi. Meski kemudian ada wasit cadangan yang menggantikan Suhardiyanto, para pemain Persewangi enggan meneruskan pertandingan.

“Ada skenario untuk meloloskan PSBK di pertandingan itu. Bahkan, pertandingan itu seharusnya tidak diadakan. Aturan dari mana ada play-off khusus. Kalau memang ada play off khusus, kenapa hanya kita. Padahal banyak tim yang polanya juga sama. Saya tidak bisa menyalahkan anak-anak bermain seperti itu. Karena dari awal mereka merasa dizalimi,” tegas Pelatih Persewangi Bagong Iswahyudi. (radar)