Adanya tanda-tanda kehidupan pada bayi itu diungkapkan Dokter Solakhudin, kepala Instalasi Kedokteran Kehakiman (IKK) RSUD Blambangan kemarin. Hasil pemeriksaan medis, bayi itu sempat menghirup udara. “Bayi ini sempat hidup sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia,” ujarnya kemarin. Solakhudin menambahkan, penyebab meninggalkan bayi itu masih belum bisa dipastikan.
Kuat dugaan, bayi itu meninggal karena dehidrasi atau bisa juga akibat kedinginan. Selain itu, saat persalinan, diduga tidak mendapatkan penanganan medis memadai.Agar tidak merugi, para petani terpaksa menghabisi tanamannya. Tanaman kacang panjang seluas dua hektare milik Suroso kini di-Roundup agar mati. “Sengaja saya matikan, padahal tanamannya masih bagus,” ungkapnya.
Petani lain, Mishad, asal Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, juga terpaksa menghabisi tanaman kacangnya karena harga terus menurun. “Saya menjual sayuran ini ke Bali. Sekarang harganya jeblok,” terangnya. Mishad menyebut, dirinya terpaksa menghabisi tanamannya karena takut bangkrut. Sebab, merawat tanaman kacang panjang membutuhkan pupuk yang tidak sedikit. “Sekarang pupuk mahal. Kalau harga kacang anjlok, bisa rugi,” dalihnya. (radar)