GENTENG-Hujan yang masih turun dengan deras disertai angin kencang, kembali makan korban. Kali ini, rumah milik Salamun, 80, warga RT 2, RW 7, Dusun Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng ambruk hingga rata dengan tanah. Untungnya tidak ada korban dalam kejadian itu. Saat rumahnya ambruk, kebetulan Salamun sedang berada di musala untuk salat isya.
“Saat kejadian sedang sepi, Mbah Salamun masih berada di musala,” terang salah satu tetangga korban, Ari Mustofa, 30, Menurut Mustofa, rumah milik Salamun itu ambruk sekitar pukul 19.00. Saat kejadian, di kampungnya sedang turun hujan cukup deras.
“Juga ada angin, tapi tidak terlalu besar,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng kemarin (11/1). Rumah milik Salamun yang ambruk hingga rata dengan tanah itu, terang dia, kondisinya memang sudah rapuh. Bangunan rumah dari kayu dan pohon dengan dinding gedeg itu sudah tidak layak. Kayu dan bambu untuk penopang rumah, sudah banyak yang lapuk.
“Rumahnya memang sudah rapuh,” ungkapnya. Salamun itu, terang dia, selama ini hanya tinggal sendirian di rumah. Bila malam, kakek itu jarang tidur di rumah, tapi sering tidur di musala yang tidak jauh dari rumahnya. “Mbah Salamun tahu kalau rumahnya ambruk ya tadi pagi (kemarin pagi), saat pulang dari musala,” cetusnya.
Kepala Desa Setail, Syaifudin, saat dikonfirmasi mengatakan rumah yang ditempati Salamun itu memang sudah tidak layak huni. Pemerintah desa bersama warga sudah membuatkan rumah yang lebih kokoh di samping rumah yang ambruk itu.
“Sudah dibangunkan, tapi tidak ditempati,” katanya. Setelah rumah warganya itu ambruk, kepala desa mengaku bersama Forpimka Genteng dan warga telah melakukan perbaikan dan memberikan bantuan kepada Salamun. “Tadi tiga pilar termasuk Babinsa dan Bhabinkamtibmas juga ke lokasi,” pungkasnya. (radar)