Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dipaksa Cuti oleh Ombak dan Angin Kencang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

dbanyak sentra nelayan di Situbondo yang merupakan kawasan Pantai Utara Jawa (Pantura) itu. Di masa-masa rob dan cuaca ekstrem seperti saat ini, ribuan nelayan Situbondo pun terpaksa cuti melaut. NELAYAN menghidupi ke luarganya dengan mencari ikan di laut hampir setiap hari. Ada yang memancing dan ada pula yang men jaring ikan. Namun, dua pekan terakhir, para nelayan di sekitar Pelabuhan Kalbut, Desa Tanjung Pecinan, dan nelayan di Pelabuhan Panarukan sudah tidak melaut.

Mereka tidak bekerja bukan karena malas, tapi lantaran cuaca ekstrem. Beberapa pekan terakhir, angin kencang di sertai hujan terus mendera. Mereka pun tidak berani melaut karena takut tenggelam. Apalagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo sudah memberikan peringatan agar nelayan tidak melaut sementara. Angin kencang disertai hujan itu juga terjadi di seluruh pesisir wilayah Kabupaten Situbondo, seperti di Kecamatan Besuki, Kendit, Panarukan, bahkan hingga wilayah timur, yakni Kecamatan Banyuputih.

Peristiwa alam semacam itu memang tidak bisa dilawan Cu aca memaksa para nelayan di sekitar Pe labuhan Kalbut dan sekitarnya cuti atau tidak melaut. “Angin kencang dan hujan itu yang membuat kami tidak melaut,” kata Abdullah, seorang nelayan Kalbut. Lantaran tidak bisa melaut, sebagian ne layan ada yang beralih profesi menjadi kuli bangunan. Itu dilakukan agar dapur mereka terus ngebul. Namun, tidak sedikit para nelayan yang me milih membenahi perahunya, jaring ikan, mesin perahu, dan sebagainya. “Bagai mana lagi, cuacanya masih buruk. Jadi,kami menunggu sampai cuaca membaik,” kata Abdullah, seorang nelayan.

Cuaca seperti inilah yang bisa membuat para nelayan mengalami paceklik. Demi mempertahankan hidup selama cuaca ekstrem, para nelayan terpaksa mencari pekerjaan lain. Tidak sedikit pula yang terpaksa menjual barang-barangnya demi menyambung hidup. Banjir rob yang sesekali terjadi membuat para nelayan mengelus dada di sela-sela ti dak bisa mencari ikan. “Bayangkan saja, nyari ikan tidak bisa, kerjaan lain belum tentu ada, terkadang ada banjir rob, jadi tambah susah. Semoga saja kami sabar,” ujar Dedi, warga Panarukan.

Sementara itu, angin kencang disertai hujan terjadi hampir setiap tahun sekali. Warga berharap pada tahun ini tidak ada bencana alam, seperti banjir rob, yang lebih besar. Selain itu, para nelayan juga berharap cuaca buruk yang terjadi sekitar dua pekan terakhir segera usai. “Semoga saja cuaca seperti ini tidak berkepanjangan dan banjir rob tidak semakin besar,” imbuh Dedi. (radar)