Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Disbudpar Temui Penemu Harta Karun

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

WONGSOREJO – Penasaran dengan informasi temuan logam batangan bergambar Sukarno yang ditemukan warga Desa Bangsring, Wongsorejo, kemarin (29/8) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi mendatangi rumah penemu benda tersebut.

Setelah menunggu sekitar 15 menit, Kabid Kebudayaan Choliqul Ridha dan Staffnya akhirnya bertemu dengan Rudiawal Harianto, 33. Berkali-kali benda bernama emas itu dibolak-balikan oleh Ridha sesaat setelah Rudi memberikan logam itu kepadanya.

Tak hanya itu petugas dari Dibudpar itu juga mengambil gambar benda tersebut dari beberapa sisi. Kemudian mereka pun mengajukan beberapa penanyaan perihal penemuan benda tersebut.  Kepada dua orang itu, Rudi menceritakan seperti apa yang dia sampaikan kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi beberapa hari yang lalu.

Tennasuk lokasi ditemukannya logam tersebut yaitu di bawah patung Gandrung, Pantai Watudodol. “Sampai tadi malam masih ada yang kesini ingin lihat barangnya, sampai saya tidak bisa kerja.” kata Rudi kepada dua petugas Disbudpar.

Sementara itu, usai melihat benda mirip harta karun Sukarno itu. kedua petugas itu mengaku belum dapat menilai langsung mengenai keaslian atau nilai sejarahnya. Menurut Ridha, dirinya akan tetap memperlakukan temuan tersebut sesuai prosedur.

Yaitu mendiskusikan bersama Kepala Disbudpar untuk memberi keputusan apakah perlu melaporkan temuan ke tim arkeolog atau tidak. Karena ditempatnya sendiri masih belum ada alat yang digunakan untuk memeriksa nilai iristoris atau kandungan dan jenis logam.

Terkait masalah penemuan benda itu juga, Ridha melihat jika di sekitar lokasi memang terdapat beberapa tempat bersejarang seperti goa Jepang. Jika memang batangan logam itu asli emas, masih ada kemungkinan berkaitan dengan lokasi sejarah.

Namun pada peristiwa ini, Ridha berpikir ada kemungkinan jika benda tersebut sengaja dibuang seseorang. Mengingat lokasi temuanya cukup dangkal, serta dari cerita si penemu yang mengatakan jika sering melewati wilayah tersebut namun tidak pernah menemukan benda aneh.

“Dugaan kami sengaja ada yang membuang, kalau memang dari kapal karam, lokasinya terlalu dangkal, tapi kita akan tetap mendiskusikan bersama pimpinan apakah perlu mendatangkan tim arkeolog atau tidak.” ujar Ridha.

Dia menambahkan, jika akhir- akhir ini ada beberapa laporan temuan. Namun belum ada yang langsung datang ke Dibudpar untuk meregistrasikan benda temuannya. Padahal jika ada yang melapor selain membantu pemerintah si penemu juga diperbolehkan menyimpan temuannya. Atau mengembalikan kepada negara dengan kompensasi. (radar)