Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ditjen PSP Sebut Kualitas Raskin Jelek

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Ditjen-Alsintan-PSP-Kementerian-Pertanian-RI,-Ir.-Suprapti-(kiri),-bersama-Danrem-083-Baladhika-Jaya,-Kolonel-(inf)-Wachid-Apriliyanto-(kanan).

SINGOJURUH – Direktorat jenderal (Ditjen) Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian RI, Ir. Suprapti, menyayangkan beras miskin (raskin) medium yang tersimpan di gudang Bulog  kualitasnya masih jelek.

Pernyataan itu disampaikan Suprapti saat mengunjungi gudang Bulog di Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh, bersama Komandan Komando Resort Militer  (Danrem) 083/Baladhika Jaya, Kolonel (inf) Wachid Apriliyanto,  yang didampingi Dandim 0825  Banyuwangi, Letkol (inf) Roby  Bulan, Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Disperhutbun) Banyuwangi, Ikrori Hudanto kemarin (29/8).

Saat masuk ke gudang penyimpanan raskin itu, rombongan langsung meminta karyawan Bulog menunjukkan kualitas beras premium dan beras medium. Hasilnya, kualitas beras medium yang  akan dibagikan kepada masyarakat miskin ternyata kurang layak.

“Kok  baunya apek ya, ada serpihan batunya lagi,” celetuk Suprapti sambil mencium beras yang digenggamnya. Di hadapan Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel (inf) Wachid  Apriliyanto, Dandim 0825 Banyuwangi, Letkol (inf) Roby Bulan, dan Kepala Disperhutbun Banyuwangi, Ikrori Hudanto, Suprapti meminta agar Bulog memperbaiki kualitas beras yang akan dikonsumsi  masyarakat miskin itu.

“Jangan sampai lho ada ulat atau belatung seperti yang diberitakan di media,” katanya kepada karyawan Bulog. Sementara itu, Kepala Bulog Sub Drive Wilayah IX, Banyuwangi, Dadang Kosasih, saat  dikonfirmasi mengatakan secara  umum dirinya mengikuti perkembangan kunjungan kerja (kunker) itu dari kepala gudang dan petugas Bulog.

“Laporan yang saya terima dari staf kami, katanya tidak ada masalah,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng kemarin (29/8).  Mengenai kualitas beras medium yang dianggap berbau apek, Dadang menyebut itu wajar karena beras tersimpan dalam tumpukan di gudang Bulog selama berhari-hari, bahkan sampai berminggu-minggu.

“Kualitas beras kami yang tersimpan dalam gudang Bulog, tahun ini sangat bagus, dan semua masih layak untuk dikonsumsi,” jelasnya. Beras medium, lanjut Dadang, memang ada spesifikasi campuran, yakni beras broken dan menir. Sementara untuk beras kualitas premium, itu tidak ada campuran menir.

Harga jual beras premium tergantung harga pasar, yakni antara Rp 9.000 hingga Rp10 ribu per kilogram. Sementara untuk beras kualitas medium, sesuai instruksi  presiden (inpres) nomor 5 tahun 2015, itu dijual dengan harga Rp  7.300 per kilogram.

“Kalau untuk raskin yang di jual langsung ke masyarakat kita jual harga Rp 1.600 per kilogram, dan selebihnya disubsidi oleh pemerintah,” terangnya. Dadang menjamin kualitas raskin yang akan dibagikan pada masyarakat miskin setiap bulannya, itu sudah dalam kondisi layak konsumsi.

Bila ditemukan ada beras yang kurang layak, misalnya seperti berubah warna dan ada kutu, masyarakat bisa langsung mengadukan dengan menukarkan beras tersebut ke Bulog melalui kepala desa di masing-masing desa. “Pasti akan langsung kita  ganti dengan kualitas yang lebih  bagus,” pungkasnya. (radar)