BANYUWANGI – Grafik kunjungan wisata ke Banyuwangi terus menanjak setiap tahun. Walau terus meningkat, tapi kunjungan destinasi masih terfokus pada objek wisata unggulan, seperti Pulau Merah, Gunung Ijen, Pantai Boom, Pantai Plengkung (G-land), Sukomade, dan pendatang baru Bangsring Underwater.
Sedangkan beberapa destinasi wisata lain belum menjadi pilihan wisatawan. Untuk menyedot wisatawan lebih banyak lagi, Pemkab Banyuwangi merangsang wisatawan dengan cara memanfaatkan beberapa objek wisata religi dan sejarah di Banyuwangi.
Selain memiliki wisata alam yang menarik, Banyuwangi juga memiliki potensi wisata religi yang cukup besar. Selain wisata religi, Banyuwangi memiliki potensi wisata budaya yang cukup besar. Seperti gua Jepang dan kompleks Inggrisan yang menjadi bagian dari sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia.
Potensi wisata budaya akan menjadi perhatian serius pemerintah daerah agar wisatawan punya pilihan selain mengunjungi destinasi wisata alam. Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY. Bramuda mengatakan, saat ini minat wisatawan berkunjung ke Banyuwangi semakin tinggi.
Para wisatawan itu membutuhkan lebih banyak tempat wisata supaya tidak bosan. Oleh karena itu, pada tahun 2016 ini, kata Bram, pemerintah akan mengembangkan potensi wisata lain, seperti wisata religi dan sejarah. Banyuwangi memiliki banyak situs sejarah yang belum terawat dan tertata dengan baik.
Oleh karena itu, pada tahun ini lokasi-lokasi tersebut akan mulai didata dan dibenahi. Dengan memanfaatkan pihak desa atau kecamatan, penataan lokasi diharapkan berlangsung cepat. “Pemerintah daerah akan membantu melakukan promosi jika lokasi wisata sudah layak dijual,” katanya.
Pemanfaatan lokasi religi dan sejarah yang ada, selain untuk mendongkrak wisatawan juga berharap masyarakat ikut merasakan dampaknya secara ekonomi.
“Saat ini sudah banyak masyarakat yang mengerti dan memanfaatkan potensi Banyuwangi sebagai destinasi wisata. Namun, sebagian besar dari mereka belum memahami cara mengelola. Oleh karena itu, akan kita bantu melalui desa dan kecamatan tentang cara yang benar,” tambahnya. (radar)