GENTENG-Acara gesah desa yang digelar asosiasi BPD Banyuwangi dan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (DPMD) Banyuwangi di kantor Desa Setail, Kecamatan Genteng, berlangsung gayeng kemarin (28/4).
Dalam acara itu membahas peran BPD dan lambannya dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes). “Persoalan desa itu dari segi pemerintahan dan pemberdayaan paling mendasar, tapi kurang mendapat porsi yang pas,” cetus ketua Asosiasi BPD Banyuwangi, Rudi H. Latif.
Rudi menyebut salah satu yang dibuat ukuran desa kurang diperhatikan secara serius, itu adalah seringnya surat keputusan (SK) turun dengan terlambat dan minimnya penguatan dan pelatihan aparatur desa.
Plt. Kepala DPMD Banyuwangi, Zein Kastolani, mendukung acara gesah desa yang digagas BPD itu. Dengan kegiatan itu, bisa mengetahui secara langsung kondisi di lapangan. “Kalau masalah capaian penyusunan APBDes, tahun ini lebih baik,” katanya.
Zein menyebut persoalan dalam penyusunan APBDes dan masalah desa lainnya, itu tidak hanya ada pada satu pihak saja. BPD dan kepada desa harus meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan memperkuat komunikasi.
“SDM perlu ditingkatkan, komunikasi mungkin kurang harmonis,” ucapnya. Terkait penguatan SDM, Zein menjelaskan Pemkab Banyuwangi telah melakukan berbagai cara, mulai dari pelatihan dan membuka layanan konsultasi. Hanya saja, kegiatan itu banyak dinilai kurang. Pihaknya kini tengah menggagas pelatihan di tingkat desa agar lebih optimal.
“Di kantor dibuka klinik terkait administrasi dan keuangan untuk konsultasi 24 jam,” jelasnya. Pada para anggota BPD dan kepala desa, Zein setuju usulan diadakan Festival APBDes untuk kompetisi desa dalam unjuk kinerja dan pelayanan.
“Saat ini yang terpenting desa yang belum selesai menyusun RAPBdes menyelesaikan,” katanya. (radar)