Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dua Hari Sekali Khatam Alquran

JALAN KAKI: Alm. Kiai Musayyidi bersama beberapa anaknya dalam sebuah acara beberapa waktu lalu.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
JALAN KAKI: Alm. Kiai Musayyidi bersama beberapa anaknya dalam sebuah acara beberapa waktu lalu.

Semasa hidup, almarhum KH. Achmad Musayyidi dikenal tak pernah lepas dari Alquran. Baik di rumah maupun di luar rumah, dia sudah terbiasa membaca Alquran, bahkan khatam (tamat) 30 juz dalam dua hari sekali.

-ABDUL AZIZ, Tegalsari-

BELUM diketahui secara jelas, sejak kapan Kiai Sayyidi rutin membaca dan mengkhatamkan Alquran setiap dua hari sekali. Sebab, sejak putra dan putrinya masih kecil tokoh kelahiran Kabupaten Sampang, Madura, itu sudah memiliki kebiasaan tersebut. Di tengah kesibukannya mengajar santri di kampung dan membuat jamu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, Kiai Sayyidi tetap tak lepas dari kebiasaannya membaca Alquran.

Bahkan, sejak anak-anaknya masih kecil, suami Siti Aisiah tersebut sudah jarang tidur malam. Malam hari, oleh Kiai Sayyidi di habiskan untuk membaca Alquran. Pro ses membuat jamu juga dilakukan malam hari. Kiai Sayyidi sering tidur pada pagi hari setelah salat Duha. “Setelah salat Subuh biasanya Abah jalan-jalan dulu, dan pulang untuk salat Dhuha.

Setelah itu, tidur sampai menjelang Du-hur,” tutur Murtasimah Zu hairo, salah satu putri almarhum. Bila sedang di rumah, rutinitas membaca Al quran itu ter kadang dilakukan di kamar di lantai dua. Tetapi, kadang Kiai Sayyidi juga membawa kitab suci di teras rumah sambil menjemur tubuh. Bila bepergian, bapak se pu luh anak ter se but biasanya membawa Alquran model perjuz, lalu dibaca dalam kendaraan di sepanjang perjalanan.

Kebiasaan membaca dan mengkhatamkan Al quran tersebut terus dilakukan Kiai Sayyidi sampai usia lanjut. Bahkan, sejak setahun lalu, ketika yang bersangkutan mengalami se sak napas dan harus beberapa kali men ja lani perawatan di RSUD Genteng dan sebuah rumah sakit di Surabaya, rutinitas membaca itu tetap dijalani.

Hanya saja, khusus pada sakit yang terakhir menjelang wafatnya di RSUD Genteng, al marhum baru bisa mengkhatamkan Al quran dalam waktu delapan hari. “Biasanya dua hari khatam, tapi waktu sa kit yang terakhir kemarin sampai delapan hari,” tutur Murtasimah. Menurut Kiai Sayyidi, membaca dan meng khatamkan Al quran adalah bekal saat meninggal dunia.

“Abah nggak punya amalanlain kecuali membaca Alquran,” tutur perempuan tersebut. Kebiasaan membaca dan mengkhatamkan Alquran tersebut ternyata juga menular kepada anak-anaknya perempuan. Bahkan, mereka ada yang menjadi hafidzahatau ha fal Alquran. Anak-anaknya ya ng laki-laki, lebih aktif di organisasi kemasyarakatan.

Tetapi, mereka tetap diminta menaruh per hatian ke pada para pem baca dan pengkhatam Al quran. “Memberikan perhatian kepada peng khatam Alquran juga dapat pahala. Jadi, kita bagi pe ran,” kata Bupati Abdullah Az war Anas. Sementara itu, selain rutin membaca Al qur an, almarhum juga memiliki perhatian ter sendiri terhadap anak yatim.

Dia sering mem berikan santunan. Selain karena ingin ber bagi, perhatian yang lebih tersebut di mungkinkan karena yang bersangkutan se jak kecil juga sebagai anak yatim yang hi dup serba kekurangan. Bahkan, mondoknya di Pesantren Bustanul Makmur yang hanya sebentar tersebut karena yang bersangkutan kekurangan ekonomi.

Perhatian yang lebih kepada anak yatim tersebut juga terlihat dari pe san yang di sampaikan kepada anak-anak nya, yaitu agar tidak lupa memberikan santunan kepada anak yatim. Hal itu terlihat di berbagai kegiatan yang di lakukan Bupati Banyuwangi H. Abdullah Azwar Anas. Hampir setiap kunjungan kerja dan kegiatan yang dila kukan bupati se lalu ada santunan ke pada yatim piatu dan kaum du afa.

“Mungkin karena merasa na sibnya sama, sehingga Abah benar-benar memiliki perhatian lebih kepada anak ya tim,” tutur Syukran Makmun Hi dayat, salah satu putra almarhum. Bahkan, hari Kamis sore sebelum me ninggal dunia, al-marhum yang kala itu ma sih menjalani perawatan intensif di RSUD Genteng minta di un-dangkan beberapa anak yatim.

Beberapa anak yatim yang di hadirkan ke RSUD Genteng oleh pihak keluarga ter sebut di santuni dan diajak berbuka ber sa ma. “Beliau sendiri yang mem berikan uang kepada anak-anak yatim itu,” tutur Bupati Anas sambil menitikkan air mata kala memberikan kata sambutan atas nama keluarga saat pemberangkatan jenazah ke liang lahat Jumat lalu. (radar/ bersambung)